Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD) akan melakukan penambahan modal melalui skema rights issue sebanyak-banyaknya 1,38 miliar saham baru dengan nominal Rp200 setiap saham.
Berdasarkan prospektus ringkas perseroan, emiten bank bersandi saham BSWD tersebut menetapkan harga pelaksanaan sebesar Rp1.000 per saham. Dengan demikian, jumlah dana yang bakal diterima perseroan maksimal mencapai Rp1,38 triliun.
Nantinya, Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dibagikan kepada para pemegang saham BSWD yang tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 31 Agustus 2022 (recording date). Setiap pemilik 1 saham lama BSWD akan memperoleh 1 HMETD.
BSWD menetapkan tanggal efektif perdagangan saham dengan HMETD (cum right) di pasar reguler dan negosiasi jatuh pada 29 Agustus 2022 dan 31 Agustus 2022 di pasar tunai.
Sementara itu, perdagangan saham tanpa HMETD (ex-right) dimulai pada 30 Agustus 2022 di pasar reguler dan negosiasi, sedangkan di pasar tunai berlangsung pada 1 September 2022.
Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD perseroan akan berlangsung pada 2–8 September 2022. Artinya, tanggal terakhir pelaksanaan adalah 8 september 2022 dan HMETD yang tidak dilaksanakan sampai dengan tanggal tersebut tidak berlaku lagi.
Adapun, dana rights issue tersebut bakal digunakan perseroan untuk memenuhi POJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Aturan itu mewajibkan bank untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum yaitu sebesar Rp2 triliun pada akhir Desember 2021.
Sebagai catatan, aksi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu IV (PMHMETD IV) telah mendapatkan persetujuan RUPSLB pada 16 Maret 2022 dan tanggal pernyataan efektif pada 19 Agustus 2022.
“Dana hasil PMHMETD IV ini, seluruhnya akan dipergunakan oleh Perseroan untuk meningkatkan aset produktif antara lain pada dasarnya dengan cara meningkatkan penyaluran kredit dan penempatan pada surat berharga pemerintah,” ungkap manajemen BSWD.
Manajemen menjelaskan Bank of India (BOI) sebagai pemegang saham utama sekaligus pemegang saham pengendali memiliki 76 persen atau sebesar 1,05 miliar saham dan memiliki hak untuk memperoleh 1,05 miliar HMETD.
BOI menyatakan memiliki dana sebesar Rp1 triliun untuk mengambil sebagian hak yang dimilikinya, yakni 1 miliar HMETD. Sisa HMETD sebanyak 55,48 juta tidak akan diambil dan dilaksanakan, serta tidak akan dialihkan oleh BOI kepada pihak lain.