Bisnis.com, JAKARTA — Kepesertaan BI Fast dari bank asing tercatat masih sangat minim hingga gelombang (batch) keempat.
Kepala Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Ida Nuryanti menyampaikan bahwa sejauh ini hanya ada 1 peserta BI Fast dari bank asing. Tercatat, bank asing tersebut merupakan peserta BI Fast pada batch pertama, yaitu Citibank NA.
Ida menyampaikan, proses implementasi BI Fast pada bank asing memang membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan bank swasta nasional atau bank lainnya.
“Kenapa bank asing masih 1, karena bank asing kalau untuk meluaskan layanannya harus di direct langsung dari headquarter-nya,” katanya dalam acara Taklimat Media, Selasa (30/8/2022).
Ida mengatakan, untuk kepesertaan BI Fast batch 5, sudah ada komitmen dari tiga bank asing untuk menjadi peserta.
“ini memerlukan [waktu] dari sisi prosesnya, penyiapan administrasinya, tapi memang di batch 5 sudah ada komitmen dari tiga bank asing akan masuk,” katanya.
Sebagaimana diketahui, per 29 Agustus 2022, jumlah peserta BI Fast telah bertambah sebanyak 25 bank sehingga secara total mencapai 77 peserta.
Jumlah ke-77 peserta BI Fast tersebut telah mewakili 85 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional.
Adapun, BI mencatat volume transaksi credit transfer menggunakan BI Fast telah mencapai 224,8 juta selama periode 1 Januari 2022 hingga 24 Agustus 2022.
Sejalan dengan itu, nominal transaksi menggunakan BI Fast pada periode yang sama tercatat mencapai Rp810,4 triliun.
“Sejak implementasi pada Desember 2021, volume transaksi BI Fast terus meningkat seiring dengan perluasan peserta dan stabilitas sistem yang terus terjaga,” kata Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Fitria Irmi Triswati dalam acara Taklimat Media, Selasa (30/8/2022).
Fitria mengatakan jumlah ke-77 peserta tersebut telah mewakili 85 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional. Pengembangan BI Fast pun dilakukan secara bertahap. Saat ini, tengah dilakukan pengembangan layanan BI Fast fase 1 tahap 2, diantaranya direct debit, bulk credit, dan request for payment, yang ditargetkan akan diimplementasikan pada Mei 2023.