Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PHK Menjangkau Pinjol, Kini Giliran Kredit Pintar & Atome

Pinjol Kredit Pintar Indonesia dan paylater Atome Financial Indonesia mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Ilustrasi Kredit Pintar./Istimewa
Ilustrasi Kredit Pintar./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Platform tekfin pendanaan bersama (P2P lending) alias pinjol PT Kredit Pintar Indonesia dan perusahaan pembiayaan penyedia layanan bayar tunda (BNPL/paylater) PT Atome Financial Indonesia yang beradai dibawah naungan Advance.ai mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) atas karyawannya.

Direktur Kredit Pintar Wisely Reinharda Wijaya mengatakan PHK ini merupakan bagian dari strategi bisnis perusahaan. Wisely menambahkan hal ini dilakukan secara berkala untuk  peninjauan terhadap kinerja sumber daya manusia (SDM)

Dia menjelaskan PHK ini dilakukan agar SDM perusahaan dapat tetap fokus dan efisien dalam memberikan long term value, baik kepada para investor, customer, serta mitra bisnis di Indonesia.

"Fokus kami saat ini adalah bagaimana memastikan seluruh SDM yang terdampak agar bisa mendapatkan support penuh selama periode ini," ujar Wisely kepada Bisnis, Kamis (1/9/2022). 

Meski mengumumkan PHK, Kredit Pintar sendiri dalam laman websitenya menyebutkan rekor kredit yang disalurkan yakni TKB90 mencapai 100 sebesar. 

Sedangkan secara jangkuan bisnis, pada Juni lalu, Kredit Pintar menerima pembiayaan kredit senilai Rp150 miliar dari emiten bank milik salah satuorang terkaya Indonesia Hary Tanoesoedibjo, PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP melalui aplikasi MotionBanking.

Fitur pinjaman yang terintegrasi dengan MotionBanking menggunakan AI-based credit scoring yang memungkinkan pengguna baru MotionBanking mendapatkan kredit dana tunai lebih cepat hingga Rp20 juta dari Kredit Pintar. 

“Tahap I minimum Rp150 miliar. Kita terjamin NPL-nya dengan credit scoring yang bagus,” kata CTO of MNC Group Yudi Hamka di Jakarta, Jumat (3/6/2022).

Wisely pun membidik peminjam utama yang terintegrasi di MotionBanking merupakan unbankable, yakni sebesar 40-50 persen dari masyarakat Indonesia. Menurutnya, jumlah unbankable ini menjadi salah satu tantangan untuk bisa menjangkau masyarakat di pelosok-pelosok daerah di Indonesia. 

“Kalau dikuantifikasikan menjadi angkanya ratusan juta nasabah. Ini mungkin target terbesar kita. Kalau kita bisa menjangkau mereka, saya percaya bahwa kedua belah pihak, Motion Banking dan Kredit Pintar akan saling bisa mendorong inklusi keuangan di Indonesia,” pungkas Wisely.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Khadijah Shahnaz
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper