Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta atau Bank DKI mencatatkan pertumbuhan pada transaksi QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard mengalami yang melesat sebesar 742 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dalam 6 bulan pertama di tahun 2022.
Pertumbuhan transaksi QRIS tersebut diikuti dengan jumlah pengguna aplikasi andalan perseroan, yakni JakOne Mobile yang telah mencapai 1,7 juta pengguna dengan jumlah nominal transaksi mencapai Rp9,1 triliun, serta volume transaksi mencapai 10,8 juta transaksi.
Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI Romy Wijayanto menyampaikan hal itu sejalan dengan upaya perseroan untuk mendorong pertumbuhan dana murah (current account savings account/CASA) berupa giro dan tabungan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, per akhir Juni 2022, dana murah yang dimiliki Bank DKI mengalami kenaikan sebesar 16,83 persen dari Rp20,75 triliun menjadi Rp24,25 triliun. Dari sana, dana pihak ketiga atau DPK yang dimiliki perseroan menjadi Rp60,73 triliun, atau naik 35,12 persen yoy dari semula Rp44,95 triliun.
“Bank DKI terus melakukan pengembangan terhadap berbagai produk digital yang dimiliki sehingga dapat lebih meningkatkan kenyamanan dan kemudahan bertransaksi,” kata Romy dalam keterangan tertulis, Kamis (1/9/2022).
Melalui pengembangan aplikasi New Jakone Mobile, sambung Romy, Bank DKI menghadirkan tampilan yang lebih menarik dan user friendly serta fitur yang semakin lengkap.
Adapun, fitur-fitur yang dimaksud antara lain mulai dari pembayaran bermacam tagihan dan belanja online, top-up uang elektronik, bersedekah atau berdonasi untuk sesama, hingga mengamankan dana darurat melalui pembukaan deposito dan pembukaan rekening tabungan secara online serta transaksi Scan by QRIS.
“Dengan memberikan pengalaman bertransaksi yang aman, nyaman, dan simpel, kami berharap hal tersebut dapat menjaga loyalitas nasabah dalam menggunakan layanan Bank DKI,” ungkapnya.
Sepanjang semester I/2022, Bank DKI juga mampu membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp 504,9 miliar, atau naik 30,64 persen yoy dari semula bernilai Rp386,47 miliar. Kenaikan laba tersebut utamanya ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 9,68 persen yoy dari Rp1,30 triliun menjadi Rp1,43 triliun.
“Efisiensi beban bunga menjadi faktor utama yang memberikan dampak positif bagi pertumbuhan laba Bank DKI melalui penjagaan tingkat cost of fund pada level terbilang rendah,” terangnya.