Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini Pembiayaan Sindikasi di Indonesia Tembus US$13,26 miliar

Total pembiayaan sindikasi sepanjang tahun ini tumbuh sekitar 31 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja
Teller memegang mata uang Dolar AS dan Rupiah di sebuah tempat penukaran uang, Jakarta, Rabu (6/7/2022). ANTARA FOTO/Subur Atmamihardja

Bisnis.com, JAKARTA – Penyaluran kredit secara sindikasi oleh perbankan dan lembaga keuangan di Indonesia mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang Januari – Agustus 2022.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (1/9/2022), total pembiayaan sindikasi mencapai US$13,26 miliar atau tumbuh sekitar 31 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, yakni sebesar US$10,10 miliar.

Dari jumlah tersebut, kucuran kredit sindikasi mengalir deras ke sektor material dengan realisasi sebesar US$6,92 miliar atau mencapai pangas 36,52 persen dari total kredit.

Sementara itu, sektor komunikasi menempati posisi kedua dengan raihan kredit sebesar US$3,69 miliar atau menguasai 19,49 persen pangsa pasar. Adapun sektor energi berada di posisi ketiga dengan realisasi US$2,22 miliar atau 11,74 persen pangsa pasar.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sejauh ini menduduki posisi puncak sebagai Mandated Lead Arrangers (MLA) dengan jumlah pangsa pasar sindikasi mencapai 18,80 persen di Indonesia pada 1 Januari – 1 September 2022.

Adapun, dari sisi bookrunner, emiten bank berkode saham BMRI ini juga menduduki posisi wahid lewat perolehan pangsa pasar mencapai 23,30 persen dengan total nilai US$3,09 miliar.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha sebelumnya mengaku optimistis capaian kredit sindikasi pada tahun ini mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan dua tahun terakhir meski inflasi dan krisi global membayangi optimisme tersebut.

Menurutnya, kondisi perang Rusia-Ukraina dan kondisi inflasi di Amerika Serikat menjadi tantangan besar dalam penyaluran pembiayaan sindikasi sepanjang 2022.

“Dengan melihat kondisi perang Rusia-Ukraina dan kondisi inflasi di Amerika Serikat serta peningkatan suku bunga FED memberikan tantangan dalam pembiayaan valuta asing,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper