Bisnis.com, JAKARTA – Segmen korporasi menjadi tulang punggung kinerja penyaluran kredit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sampai dengan akhir Juli 2022.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan bahwa penyaluran kredit perseroan masih berada di tren positif. Tecermin dari realisasi kredit yang tumbuh 11,38 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp875,74 triliun per akhir Juli 2022.
“Penyaluran kredit tersebut antara lain ditopang oleh pertumbuhan pada segmen bisnis wholesale banking yang mencatat pertumbuhan 10,8 persen yoy dari Rp 532,96 triliun per akhir Juli 2021 menjadi Rp590.51 triliun pada Juli 2022,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (1/9/2022).
Apabila dibedah pertumbuhan bisnis wholesale banking utamanya disumbang oleh kenaikan penyaluran corporate banking sebesar 7,7 persen yoy menjadi Rp366,13 triliun.
Menurut Rudi, seiring dengan proses pemulihan ekonomi pada tahun ini, emiten bank berkode saham BMRI tersebut menilai pencairan kredit di segmen corporate banking masih akan berjalan positif seiring perbaikan di sejumlah sektor.
“Terutama pada sektor-sektor yang masih mencatatkan perbaikan seperti perkebunan, telekomunikasi dan fast moving consumer goods (FMCG),” pungkasnya.
Baca Juga
Sementara itu, Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit perbankan secara nasional tumbuh positif hingga Juli 2022. Laporan analisis uang beredar menyebutkan kredit perbankan pada Juli mencapai Rp6.143,7 triliun atau 10,5 persen yoy.
Perolehan itu disalurkan kepada kredit kepada perorangan sebesar Rp2.928,7 triliun atau naik 10 persen yoy. Sementara kredit ke korporasi tumbuh 12,1 persen menjadi Rp3.168,2 triliun.
“Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan penyaluran kredit pada Juli 2022 terjadi pada kredit modal kerja maupun konsumsi,” tulis laporan tersebut.
Bank sentral mencatat penyaluran kredit modal kerja hingga Juli tembus Rp2.812,4 triliun, tumbuh 12,9 persen yoy. Kenaikan ini ditopang oleh kredit sektor industri pengolahan sebesar Rp732,1 triliun serta pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan Rp228,2 triliun. Masing-masing sektor ini bertumbuh sebesar 16 persen dan 23,8 persen.