Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN telah menyalurkan total kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar Rp17,03 Triliun per Juni 2022, atau tumbuh 24,78 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan KPR perseroan melampaui target pertumbuhan kredit BTN pada tahun ini.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan pertumbuhan KPR tersebut berasal dari penyaluran KPR subsidi sebesar Rp10,87 Triliun atau tumbuh 14,84 persen yoy dan KPR nonsubsidi sebesar Rp 6,15 triliun atau tumbuh 47,33 persen.
“Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan 2 tahun terakhir [2020 dan 2021], yang mengindikasikan demand masyarakat untuk kepemilikan rumah yang sangat tinggi,” kata Haru kepada Bisnis, Kamis (8/9/2022).
Dia mengatakan untuk 2022 perseroan menargetkan KPR subsidi dapat tumbuh lebih dari 11 persen dan KPR nonsubsidi dapat tumbuh 9 persen hingga akhir tahun 2022.
Haru yakin target tersebut dapat tercapai seiring dengan tingginya permintaan terhadap KPR, di tengah gejolak perekonomian yang terjadi.
Untuk mencapai target tersebut, BTN memiliki beberapa inisiatif strategis seperti transformasi kantor cabang yang lebih fokus pada pelayanan dan penjualan. Beberapa indikator menunjukkan adanya efisiensi dan adanya peningkatan produktivitas pegawai dengan strategi tersebut.
BTN juga akan memacu pembiayaan kepada segmen milenial, yang memiliki backlog kepemilikan rumah paling tinggi, namun memiliki prospek yang tinggi kedepannya.
“Kerjasama dengan agen properti. Saat ini Bank BTN telah bekerja sama dengan 13 top agen properti dan mengembangkan produk KPR Program untuk agen properti dan pengembangan ekosistem perumahan digital, yang dapat memenuhi semua kebutuhan nasabah dan menjadi One Stop Shop Financial Solution,” kata Haru.
Sekadar informasi, Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2022 sebesar 124,7, lebih tinggi dibandingkan 123,2 pada Juli 2022, serta secara konsisten tetap berada di zona optimis (IKK>100).