Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Pembangunan IKN Menarik untuk Dibiayai Perbankan

Pendanaan pemindahan Ibu Kota ke IKN dinilai menarik perbankan untuk membiayainya.
Desain eksterior yang bakal menjadi Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur, Selasa (4/1/2022)./ Antara @nyoman_nuartarnrn
Desain eksterior yang bakal menjadi Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara Nusantara di Kalimantan Timur, Selasa (4/1/2022)./ Antara @nyoman_nuartarnrn

Bisnis.com, JAKARTA – Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur dinilai sangat menarik untuk dibiayai oleh perbankan melalui mekanisme sindikasi.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan potensi pendanaan IKN Nusantara oleh perbankan sangat terbuka, seiring dengan sejumlah rencana terkait dengan pembangunan infrastruktur di IKN.

“Jadi kalau pusat pertumbuhan ekonomi baru pasti akan menarik karena nantinya akan ada pembangunan jalan tol untuk menghubungkan wilayah, dan juga pembangunan lainnya. Banyak sekali yang bisa dikembangkan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (12/9/2022).

Sebagaimana diketahui, pendanaan pemindahan Ibu Kota ini telah diatur dalam Undang-undang IKN. Pasal 24 ayat (1) dalam beleid itu menyebutkan pendanaan untuk pembangunan IKN bisa berasal dari dua sumber, yakni APBN atau sumber lain sesuai perundang-undangan.

Namun, pendanaan untuk pembangunan IKN Nusantara hampir mustahil bersandar pada APBN. Oleh karena itu, pemerintah mengandalkan porsi alokasi APBN sebesar 19 – 20 persen. Sisanya, pendanaan IKN dapat menjadi peluang bagi bank untuk mengucurkan pembiayaan.

Menurut Piter, dengan kondisi tersebut, pemindahan IKN Nusantara dari Jakarta ke Kalimantan Timur dinilai akan menjadi salah satu proyek yang menarik untuk dibiayai perbankan.

Di sisi lain, dia juga menilai prospek pembiayaan sindikasi tetap mentereng seiring proses pemulihan ekonomi. Hal ini berdasarkan asumsi jika faktor-faktor eksternal, seperti kenaikan BBM hingga inflasi tidak memiliki dampak signifikan bagi perekonomian.

“Proyek-proyek besar ini biasanya sudah di dalam pipeline dan sangat bergantung pada kondisi perekonomian seperti apa. Ketika perekonomian membaik, proyek-proyek besar ini tentu akan semakin banyak sehingga makin banyak pembiayaan sindikasi yang dilakukan,” pungkasnya.

Menjelang akhir kuartal III/2022, pembiayaan sindikasi oleh perbankan dan lembaga keuangan masih cukup stabil bahkan berpotensi melampaui pencapaian pada periode yang sama 2021.

Hingga pekan kedua September tahun ini, pembiayaan sindikasi perbankan dan lembaga keuangan telah mencapai US$16,61 miliar. Adapun realisasi pembiayaan sindikasi pada September 2021 tercatat sebesar US$17,13 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper