Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) membidik dana segar senilai Rp5 triliun melalui mekanisme rights issue. Rencana aksi korporasi itu akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, (23/9/2022).
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan penggunaan dana rights issue akan dilakukan untuk mendorong ekspansi bisnis perusahaan. Upaya ini seiring tingginya target pembiayaan, sekaligus meningkatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR).
“Rp5 triliun akan digunakan untuk ekspansi bisnis karena pertumbuhan pembiayaan kami cukup tinggi targetnya. Kemudian, untuk meningkatkan CAR kami 17 persen sekian menuju ke 22 persen,” ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Selasa (20/9/2022).
Sampai dengan akhir Juni 2022, rasio kecukupan modal emiten bank berkode saham BRIS tersebut mencapai 17,31 persen. Jumlah ini menurun dibandingkan perolehan CAR pada periode yang sama tahun lalu, yakni 22,27 persen.
Hery menyatakan dalam mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), pemegang saham BSI, seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., akan menyerap aksi tersebut.
BRIS akan meminta persetujuan aksi penambahan modal melalui mekanisme rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 23 September 2022.
Baca Juga
Bank syariah terbesar di Indonesia ini bersiap melakukan penambahan modal dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 6 miliar saham. Nominal saham baru yang diterbitkan sebesar Rp500 per saham, sementara harga pelaksanaan diumumkan kemudian
Merujuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB hingga efektifnya pernyataan pendaftaran tidak lebih dari 12 bulan. Oleh karena itu, perseroan berharap rights issue dapat dilaksanakan pada kuartal IV/2022.
Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan sampai dengan tahun 2025, BSI memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan dengan compound annual growth rate (CAGR) berada di atas 15 persen
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan rights issue BRIS bertujuan memenuhi aturan free float atau saham publik dan ekspansi bisnis perseroan. Sebagaimana diketahui, batas minimal saham publik yang beredar adalah 7,5 persen.