Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial pendanaan bersama (P2P lending) alias pinjaman online PT Uangme Fintek Indonesia (Pinjol UangMe) mengincar untuk tumbuh 25-27 persen pada tahun ini seiring dukungan teknologi credit scoring yang dimiliki canggih.
Presiden Direktur UangMe Vincent Jaya Saputra menyampaikan sejak beroperasi pada 2018 lalu sampai saat ini, akumulasi penyaluran pinjaman UangMe telah menembus Rp11,7 triliun. Sementara di websitenya yang diakses Kamis (22/9/2022), UangMe menyebutkan tidak memiliki kredit macet atau tingkat keberhasilan penyelesaian kewajiban dalam 90 hari (TKB90) mencapai 100 persen.
"Kami beruntung bertemu partner yang punya komitmen mengembangkan kapasitas teknologi kami, terutama terkait credit scoring dan mitigasi risiko kredit yang semakin canggih. Sehingga ketika pandemi pun, penyaluran kami masih bertumbuh, dan saat ini menyentuh sekitar Rp430 miliar per bulan," ujarnya dalam diskusi terbatas bersama media, Kamis (12/9/2022).
Sebagai perbandingan, penyaluran pinjaman UangMe pada 2019 mencapai US$127 juta atau sekitar Rp1,9 triliun. Pada era dimulainya pandemi atau periode 2020, realisasinya meningkat menjadi US$178 juta atau sekitar Rp2,6 triliun, kemudian berlanjut ke US$247 juta atau sekitar Rp3,7 triliun pada 2021.
Terkini, penyaluran pinjaman UangMe sepanjang tahun berjalan mencapai US$224 juta atau sekitar Rp3,36 triliun.
Pinjaman pada tahun berjalan ini didominasi pinjaman dana tunai, sisanya layanan bayar tunda (paylater). UangMe pun telah memiliki jumlah pengguna mencapai 8,3 juta akun, serta 1,6 juta peminjam (borrower) secara kumulatif.
Baca Juga
"Tahun ini kami target bertumbuh sekitar 25-27 persen, dan kami masih optimistis sampai akhir tahun nanti memungkinkan ke arah sana. Tahun depan pun sama, karena kami sedang godok fitur-fitur baru yang saat ini masih dalam proses mendapat persetujuan regulator," tambahnya.
Menurut Vincent, tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap platform pinjaman online (pinjol) dengan kapasitas TI yang kuat, keamanan terjamin, dan telah berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Apalagi dukungan kuat dari SuperAtom selaku induk usaha turut mendukung kemampuan teknis perusahaan.
SuperAtom adalah pinjol yang berbadan hukum Singapura. Pada Agustus lalu perusahaan mengumumkan memperoleh pendanaan US$22 juta dan membawa valuasi perusahaan menjadi US$370 juta. Selain di Indonesia, perusahaan ini juga beroperasi di Meksiko dan Amerika Latin.
Founder dan CEO SuperAtom Scarlett Xiao dalam kesempatan yang sama menyatakan platform pinjol akan dipercaya dan mudah menjaring pengguna setia, apabila mampu membuktikan diri dari sisi kemampuan teknis bidang TI.
"Inilah salah satu faktor yang membuat kami masuk 5 besar top of mind untuk platform P2P lending multiguna. Kapasitas teknis dan teknologi SuperAtom secara penuh kami transfer sejak awal membangun UangMe. Hasilnya, kami bisa verifikasi calon peminjam lebih banyak dan cepat ketimbang kompetitor, namun dengan mitigasi risiko setiap pengguna yang juga tetap terjaga," jelasnya.
Menurut Scarlett, tahun ini industri P2P lending di Indonesia mulai mendapat sentimen positif dari berbagai sisi. Contohnya, munculnya regulasi yang lebih kuat, namun tetap fleksibel dengan inovasi, serta dukungan penuh dari pemerintah akan peran P2P lending sebagai garda depan inklusi keuangan.
Scarlett pun melihat kondisi perekonomian di Indonesia terbilang stabil, buah dari keputusan penanganan dampak pandemi Covid-19 yang tepat. Hal ini berpeluang mendongkrak pertumbuhan bisnis UangMe, karena kualitas masyarakat yang akan menjadi segmen peminjam potensial masih terjaga, terutama dari sisi kemampuan bayar.
"Terlebih, kami lihat mulai kuartal IV/2022 nanti perbankan di Indonesia akan mendapat tekanan yang lebih besar untuk menyalurkan kredit, sehingga P2P lending bisa menjadi salah satu solusi. Oleh karena itu, ke depan kami masih akan fokus mengembangkan bisnis lewat peluncuran fitur-fitur baru," tambah Scarlett.