Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial pendanaan bersama (P2P lending) atau lebih dikenal dengan pinjaman onlline PT Uangme Fintek Indonesia (pinjol UangMe) akan dijadikan benchmark oleh pemegang saham pengendali yakni SuperAtom dari Singapura untuk ekspansi ke sejumlah negara berkembang.
Founder dan CEO SuperAtom Scarlett Xiao mengungkap dalam waktu dekat pihaknya akan ekspansi ke kawasan Amerika Latin. SuperAtom baru saja mengunci pendanaan Seri C sebesar US$22 juta atau setara Rp326 miliar dari perusahaan investasi Malaysia, Nue 3 Capital.
"Lewat perolehan dana ini, SuperAtom akan terus membangun kesuksesannya di Indonesia, membuat lebih banyak produk, dan mereplikasi model UangMe di pasar negara berkembang lainnya seperti Meksiko," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (2/8/2022).
Disebutkan dengan pendanaan ini valuasi SuperAtom menjadi US$370 juta. SuperAtom sebelumnya telah mengumpulkan dana senilai US$24 juta dari Gobi Partners dan sebuah konsorsium investor.
Perusahaan berbasis di Singapura ini akan menggunakan seluruh dana tersebut untuk memperluas produk-produk perbankan digital dan kredit secara global, terutama di negara berkembang.
Sebagai informasi, Scarlett juga merupakan Co-Founder Cheetah Mobile, membangun SuperAtom sejak 2018 dan membawa UangMe sebagai entitas tekfin terafiliasi yang beroperasi di Indonesia.
"Terkini, UangMe telah menjadi salah satu platform kredit terkemuka di Indonesia yang memberikan pengalaman pengguna secara mulus dan memanfaatkan pasar kredit yang matang untuk menyediakan akses pembiayaan terjangkau kepada pengguna lokal," ungkap Scarlett.
Selain fitur pinjaman tunai, SuperAtom juga memperkenalkan fitur bayar tunda (paylater/BNPL) tahun lalu untuk UangMe, yang memungkinkan pembeli untuk memperoleh terlebih dahulu produk/jasa dan membayarnya pada waktu yang telah disepakati.
"Bulan lalu, 197 restoran McDonald di seluruh Indonesia mulai menerima fitur paylater UangMe sebagai metode pembayaran. Ke depannya, SuperAtom akan mengenalkan lebih banyak produk baru lainnya, termasuk produk wealthtech, yang belum pernah ada di Asia Tenggara," tambahnya.
Hingga saat ini, UangMe pun telah menarik jutaan pengguna dan menyalurkan pinjaman hingga ratusan juta sejak awal diluncurkan. Oleh sebab itu, Scarlett berkomitmen menjadikan UangMe sebagai benchmark untuk membuat layanan keuangan inklusif serupa di beberapa negara lain.
"Dalam beberapa bulan ke depan, kami akan mulai membangun operasional lokal di negara-negara target ekspansi kami, dengan merekrut talenta-talenta lokal, mengajukan izin keuangan, dan fokus pada pengembangan produk baru," tutup Scarlett.
Presiden Direktur UangMe Vincent Jaya Saputra menyampaikan dukungan kepada SuperAtom selalu induk yang telah mencapai pendanaan Seri C. Pihaknya percaya bahwa kekuatan permodalan juga akan membantu UangMe memperbesar ekosistem usaha.
"UangMe Fintek Indonesia pun senang dan berterima kasih, karena SuperAtom telah memilih Indonesia sebagai pusat pengembangan tekfin di Asia Tenggara, dan tentunya kami akan memaksimalkan upaya dalam menjadikan UangMe sebagai tekfin terpilih bagi masyarakat yang kesulitan dalam akses perbankan," jelasnya.
Secara umum, SuperAtom dan UangMe melihat layanan keuangan yang komprehensif untuk pengguna pasar berkembang sebagai langkah penting untuk memenangi pangsa pasar.
Pada akhirnya, bisnis pinjaman dan BNPL telah membuka jalan untuk melayani konsumen dengan lebih baik dan membangun kepercayaan dengan mitra komersial, sementara fitur tambahan lainnya di atas semua itu akan mendapatkan adopsi konsumen yang signifikan.
Sebagai informasi, UangMe telah mendapat izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak Januari 2021. Saat ini, penyaluran pinjaman UangMe sepanjang berdiri mencapai Rp10,1 triliun kepada 1 juta peminjam (borrower).
Adapun, sepanjang tahun berjalan periode 2022, UangMe menyalurkan pinjaman Rp2,8 triliun, dengan outstanding pinjaman tersisa Rp540 miliar kepada sekitar 210.000 borrower aktif.