Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Jago Tbk. (ARTO) memproyeksikan kinerja penyaluran kredit pada tahun ini mampu bertumbuh sebesar 70 hingga 80 persen dibandingkan realisasi tahun 2021.
Dalam laporan Public Expose Live 2022, manajemen Bank Jago menyatakan bahwa perseroan cukup positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, meski terdapat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan peningkatan suku bunga acuan.
“Pertumbuhan kredit 70 hingga 80 persen pada tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021. Nasabah kami perkirakan 5 hingga 6 juta sampai akhir tahun,” tulis laporan tersebut, dikutip pada Selasa (21/9/2022).
Sampai dengan kuartal II/2022, kinerja penyaluran kredit dan pembiayaan syariah dari emiten bersandi saham ARTO ini tumbuh 234 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp7,26 triliun.
Capaian tersebut membuat pendapatan bunga serta pendapatan syariah Bank Jago tumbuh lebih tinggi, yakni meningkat 340 persen menjadi Rp705 miliar pada kuartal II/2022. Alhasil, pendapatan bunga bersih tercatat Rp641 miliar atau tumbuh 361 persen yoy.
Pertumbuhan tinggi pada penyaluran kredit dan pembiayaan syariah ditopang oleh kolaborasi dengan sejumlah fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan digital lainnya dalam kerja sama pembiayaan atau partnership lending.
Baca Juga
Hal ini melengkapi integrasi Bank Jago dengan super-app Gojek, aplikasi reksadana online Bibit, dan platform trading online Stockbit. Hingga akhir kuartal II-2022, Bank Jago telah berkolaborasi dengan 34 institusi, seperti Kredit Pintar, Carsome Indonesia, dan BFI Finance.
Sementara itu, terkait dengan dana pihak ketiga (DPK), emiten bank milik konglomerat Jerry Ng ini ditargetkan mampu menggaet 6 juta nasabah sampai dengan akhir tahun 2022.
Berdasarkan pemberitaan Bisnis, Direktur Utama Bank Jago Karim Siregar menyampaikan bahwa hingga Agustus 2022, aplikasi Jago telah mengumpulkan jumlah deposan lebih dari 3,9 juta nasabah. Angka ini meningkat lebih dari 175 persen dalam 6 bulan.
Karim menuturkan pertumbuhan nasabah di aplikasi Jago telah mendorong pertumbuhan DPK sebesar 253 persen secara tahunan menjadi Rp6,1 triliun pada semester I/2022.
Adapun strategi yang akan dilakukan untuk mencapai target tersebut melalui peluncuran layanan baru pada akhir 2022. Selain itu, dalam waktu dekat, Karim mengungkapkan bahwa perseroan juga memperkenalkan layanan baru untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).