Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) mencatatkan pertumbuhan di segmen kredit perumahan rakyat (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi mengatakan bahwa penyaluran kredit KPR perseroan masih dalam tren positif sampai dengan Agustus 2022. Total outstanding KPR mencapai Rp41,1 triliun atau tumbuh sekitar Rp3,3 triliun secara tahunan.
“Adapun portfolio Auto CIMB Niaga [konsolidasi] di angka Rp11,28 triliun per posisi Agustus 2022 atau mengalami peningkatan sebesar 51,9 persen dibandingkan posisi Agustus 2021,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (11/10/2022).
Noviady menambahkan permintaan terhadap properti dan kendaraan diperkirakan melemah seiring berakhirnya insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) dan pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM) untuk kendaraan.
Menurutnya, insentif pajak merupakan satu faktor yang mendorong daya beli masyarakat di sektor properti selama pandemi. Dengan usainya insentif, permintaan masyarakat terhadap sektor ini diperkirakan bakal turun.
“Berakhirnya insentif pajak yang juga dibarengi dengan tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia tentu akan berpengaruh pada minat masyarakat dalam melakukan pembelian properti.”
Sementara itu, dihapuskannya insentif PPnBM tentu berdampak terhadap demand KKB CIMB Niaga, baik melalui anak perusahaan yaitu CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) maupun pembiayaan bersama dengan beberapa multifinance.
Meski demikian, perseroan tetap optimistis pembiayaan kendaraan di perseroan dapat terus bertumbuh. Noviady mengatakan hal tersebut didorong oleh maraknya acara otomotif yang mampu menarik konsumen untuk membeli kendaraan baru.
Di sisi lain, emiten dengan ticker BNGA ini memproyeksikan laba hingga akhir tahun dapat mencapai di atas Rp6 triliun. Ini sejalan dengan kinerja perseroan hingga paruh pertama 2022.
Sepanjang enam bulan pertama di tahun ini, CIMB Niaga dan entitas anak berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih tahun berjalan sebesar 20,4 persen secara tahunan, atau dari Rp2,13 triliun menjadi Rp2,56 triliun.
Pertumbuhan itu ditopang oleh penurunan pendapatan bunga sebesar 1,6 persen yoy menjadi Rp9,27 triliun. Sementara itu, beban bunga juga susut 5 persen yoy menjadi Rp2,73 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih Bank CIMB Niaga menjadi Rp6,54 triliun.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan menyampaikan kinerja perseroan di semester I//2022 didorong oleh pertumbuhan kredit atau pembiayaan yang kuat, peningkatan pada pendapatan fee, pengelolaan biaya yang baik, dan pembentukan cadangan kredit yang rendah.