Bisnis.com, JAKARTA — Bayang resesi dan fluktuasi indeks harga saham gabungan (IHSG) membuat perusahaan asuransi jiwa meningkatkan portofolio investasinua ke Surat Berharga Negara (SBN).
Merujuk data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), portofolio investasi asuransi jiwa di SBN mengalami pertumbuhan sebesar 27,95 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp122,46 triliun pada semester I/2022. Bandingkan dengan periode yang sama tahun lalu bernilai Rp95,71 triliun. Adapun, pada semester I/2020, surat berharga negara mampu mencapai Rp79,04 triliun.
Direktur Utama PT Asuransi BRI Life Iwan Pasila mengungkapkan bahwa industri asuransi menempatkan investasi pada media sesuai kebijakan investasinya. Dia menuturkan, di BRI Life misalnya, perusahaan menetapkan kebijakan investasi sesuai dengan karakteristik kewajiban, kualitas aset, dan kebutuhan likuiditas. Hal ini karena karakteristik kewajiban dan kebutuhan likuiditas yang ada.
"Kami menempatkan investasi signifikan pada SUN [surat utang negara]. Di BRI Life, karena karakteristik kewajiban dan kebutuhan likuiditas, kami menempatkan mayoritas pada SUN sekitar 60 persen," kata Iwan kepada Bisnis, Kamis (20/10/2022).
Entitas anak usaha bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) itu selanjutnya menempatkan 40 persen sisanya pada obligasi korporasi BUMN yang memiliki investment grade, dan pada money market instruments seperti pada reksa dana pasar uang dan deposito.
"Kami terus memantau kinerja SUN, obligasi korporasi, dan reksa dana pasar uang dan deposito untuk mengoptimalkan hasil investasi," terangnya.
Total Aset BRILife sampai dengan kuartal II/2022 mencapai Rp20,32 triliun, tumbuh 17 persen secara tahunan. Posisi solvabilitas BRI Life sangat kuat, mencapai 532 persen, jauh di atas tingkat RBC yang dipersyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar minium 120 persen. Sedangkan pada semester I/2022, BRILife mampu membukukan total pendapatan usaha sebesar Rp4,69 triliun, tumbuh 44 persen yoy. Pendapatan premi bruto mencapai Rp4,66 triliun, tumbuh 38 persen yoy.