Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Neo Commerce (BBYB) Rugi Rp601,2 Miliar pada Kuartal III/2022

Rugi Bank Neo Commerce (BBYB) naik lebih dari dua kali lipat per September 2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Bank Neo Commerce/https://www.yudhabhakti.co.id/
Bank Neo Commerce/https://www.yudhabhakti.co.id/

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Neo Commerce Tbk. atau BBYB membukukan rugi Rp601,2 miliar per kuartal III/2022. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, rugi bank digital milik Akulaku ini naik lebih dari dua kali lipat dari Rp264,7 miliar.

Rugi BBYB yang semakin membengkak menurunkan rasio profitabilitas perusahaan. Tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) perusahaan -5,67 persen dan tingkat pengembalian modal (return on equity/ROE) sebesar -36,24 persen per September 2022.

Mengutip laporan publikasi perusahaan, pendapatan bunga bersih tumbuh 350,6 persen yoy menjadi Rp1,1 triliun. Hal ini disokong oleh pendapatan bunga senilai Rp1,6 triliun, naik 221,1 persen yoy dan beban bunga Rp493,3 miliar, naik 95,8 persen yoy.

Kendati sudah berhasil menjaga pertumbuhan pendapatan bunga di atas beban bunga, kinerja bottom line perusahaan tertekan oleh kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment). Bank mencatat penurunan nilai aset naik lebih dari 21 kali lipat menjadi Rp652,9 miliar.

Selain itu beban promosi dan beban lainnya juga naik lebih dari dua kali lipat.

Kenaikan biaya kerugian penurunan nilai aset keuangan seiring dengan kenaikan kredit kategori 2-5 yang disalurkan kepada pihak tidak terkait. Lebih rinci kredit dalam perhatian khusus (DPK) yang masuk kelompok debitur bukan UMKM melesat 390,2 persen yoy menjadi Rp1,2 triliun. Begitu juga dengan kredit kurang lancar hingga diragukan melesat tinggi.

Sementara itu, kredit macet debitur bukan UMKM turun 66,6 persen yoy menjadi Rp33,9 miliar.

Pada periode yang sama, kredit debitur UMKM dengan kualitas kategori DPK hingga diragukan juga naik, masing-masing sekitar 3 kali lipat.

Kendati risiko kredit meningkat, BBYB menekan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) seiring dengan tingginya pertumbuhan kredit. Sepanjang tahun ini, hingga September, bank menyalurkan dana senilai Rp8,9 trilun, naik 132,5 persen yoy.

Dengan demikian rasio NPL gross bank turun dari 4,36 persen menjadi 1,88 persen dan rasio NPL net turun dari 1,69 persen menjadi 3,28 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper