Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur atau Bank Jatim (BJTM) membukukan laba bersih sebesar Rp1,20 triliun atau tumbuh 1,51 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (year-on-year/yoy).
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan perolehan laba bersih didorong oleh kinerja penyaluran kredit yang tumbuh positif hingga akhir September 2022. Kredit meningkat 6,83 persen yoy dengan pertumbuhan terjadi di seluruh segmen.
Kredit di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi, naik 19,07 persen secara tahunan atau Rp5,73 triliun pada September 2022.
Sementara itu, kredit komersial juga terkerek 5,89 persen menjadi Rp11,75 triliun, sementara portofolio kredit konsumsi mencapai Rp28,50 triliun atau tumbuh 5,05 persen secara tahunan.
“Penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman dimana rasio loan at risk [LAR] yang melandai di angka 5,76 persen pada kuartal III/2022. Angka ini berbanding 6,96 persen pada tahun sebelumnya,” ujarnya di Jakarta, Jumat (28/10/2022).
Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) juga ikut melandai ke angka 3,72 persen atau berbanding 4,40 persen pada tahun sebelumnya.
“Penurunan rasio NPL dan LAR tersebut mengindikasikan semakin sehatnya kualitas kredit Bank Jatim. Pergerakan ini linier dengan kondisi perekonomian Nasional yang semakin baik akibat adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi,” kata Busrul.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit dan kualitas pinjaman, perseroan mencatatkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp3,66 triliun, meningkat 8,57 persen secara tahunan. Adapun, biaya provisi turun sebesar 10,72 persen yoy atau tercatat Rp318 miliar.
Kinerja ini membawa Bank Jatim mencatatkan kenaikan laba bersih 1,51 persen yoy atau sebesar Rp1,20 triliun diikuti dengan capaian aset sebesar Rp98,48 triliun.
Adapun, komposisi rasio keuangan perseroan, antara lain, return on asset (ROA) sebesar 2,02 persen, return on equity (ROE) 15,85 persen dan net interest margin (NIM) terjaga di level 5,17 persen.