Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan asuransi umum bagian PT Astra International Tbk. (ASII) atau Grup Astra , PT Asuransi Astra Buana ( ) melihat minat masyarakat membeli produk proteksi kendaraan mulai kembali seperti era normal sebelum pandemi Covid-19.
Head of Public Relation, Marcomm & Event Asuransi Astra Laurentius Iwan Pranoto mengakui bahwa selama pandemi, ada kecenderungan masyarakat menghentikan proteksi asuransi terhadap kendaraan miliknya yang lebih banyak 'menganggur' di rumah.
"Saat pandemi lalu, memang beberapa orang beranggapan kendaraan jarang dipakai karena tidak ada mobilitas, sehingga asuransi dikesampingkan. Asuransi memang belum menjadi kebutuhan pokok dan utama dalam pengelolaan keuangan yang sehat dan bijak, sehingga sering jadi nomor sekian," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (30/10/2022).
Oleh sebab itu, menilik mobilitas masyarakat pengguna mobil dan sepeda motor telah kembali pulih, Asuransi Astra optimistis portofolio asuransi kendaraan bermotor besutannya kembali dalam jalur pertumbuhan di akhir tahun nanti.
Sebagai gambaran, portofolio lini bisnis asuransi kendaraan Asuransi Astra pada periode 2021 lalu masih terkoreksi tipis, tepatnya 4,6 persen (year-on-year/yoy) menjadi Rp2,11 triliun dari sebelumnya Rp2,21 triliun pada akhir 2020.
"Industri asuransi, khususnya asuransi umum di Indonesia, merupakan industri pendukung. Perkembangannya begitu dipengaruhi oleh industri lain. Misalnya, asuransi kendaraan bermotor juga akan sangat berhubungan dengan penjualan mobil dan motor nasional," tambahnya.
Baca Juga
Menurut Iwan, tahun depan masih ada ruang untuk asuransi kendaraan terus bertumbuh, seiring dengan minat masyarakat, optimisme penjualan kendaraan, juga mengacu data perbandingan rasio kepemilikan kendaraan bermotor beserta tingkat penetrasi asuransi kendaraan bermotor di Indonesia.
Namun, Asuransi Astra melihat edukasi dan peningkatan literasi terkait asuransi kendaraan secara umum masih perlu digalakkan, menjadi tugas para pelaku industri, regulator, maupun segenap pemangku kepentingan terkait industri keuangan.
"Kalau ditanya, kapan saat tepat mempunyai proteksi atau asuransi? Jawabannya kemarin. Karena risiko itu tidak mengenal waktu, tempat, dan apa atau siapa orangnya. Termasuk terkait risiko terhadap kendaraan," ungkap Iwan.
Tetap Diversifikasi
Di samping munculnya peluang besar terkait asuransi kendaraan bermotor, Asuransi Astra tetap akan menjalankan strategi diversifikasi portofolio untuk mempertahankan kinerja laba.
Keseimbangan antara portofolio asuransi kendaraan bermotor, asuransi kesehatan, dan asuransi komersial merupakan kunci untuk bertahan di segala kondisi.
Sebagai contoh, ketika era pandemi, asuransi kendaraan turun karena penjualan kendaraan bermotor lesu. Sementara itu, naiknya angka klaim dari produk asuransi kesehatan Garda Medika juga menyebabkan profitabilitas menurun. Alhasil, kinerja bisnis komersial yang cukup baik dapat menutupi penurunan kedua produk tersebut selama masa pandemi.
"Penerapan strategi diversifikasi portfolio membantu kami dalam mempertahankan kinerja sekali pun di masa sulit, misalnya seperti masa awal pandemi, hingga pertengahan pandemi. Dari segi operasional, industri yang terdampak cukup kuat dari pandemi adalah kendaraan bermotor dan kesehatan," jelasnya.
Secara umum, agar rencana perkembangan bisnis dapat tercapai dengan optimal, Asuransi Astra selalu berpedoman pada strategi 3P roadmap, yaitu Portfolio Roadmap, People Roadmap, dan Public Contribution Roadmap.
Sisi portfolio, Asuransi Astra menerapkan strategi diversifikasi portfolio dan aktif melakukan kolaborasi dan partnership dengan berbagai merek yang memiliki visi yang sesuai.
Dari sisi people, Asuransi Astra secara konsisten mempersiapkan ketersedian sumber daya handal dengan meningkatkan kemampuan karyawan melalui berbagai sertifikasi keahlian.
Terakhir, dari sisi public contribution, Asuransi Astra aktif memberikan peace of mind, tidak hanya bagi pelanggan, namun juga bagi masyarakat sekitar melalui berbagai kegiatan kontribusi sosial khususnya dalam 4 pilar yaitu pendidikan, lingkungan, kesehatan, dan income generating activities.