Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan mikro pelat merah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengungkap kunci untuk memperbesar peran pemberdayaan terhadap nasabah yakni dengan peningkatan kerja sama.
Oleh karenanya, Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menegaskan pihaknya terus menjaga kepercayaan dengan para pemangku kepentingan, baik kementerian dan lembaga negara, sampai para mitra lembaga keuangan selaku pihak pendana.
Sebagai contoh, sambungnya, dari sisi operasional, PNM merealisasikan kerja sama penyaluran pinjaman ultra mikro dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) selama 3 tahun, terbagi dalam skema konvensional senilai Rp600 miliar dan skema syariah senilai Rp1,4 triliun.
"Seiring era kenaikan suku bunga acuan beberapa waktu belakangan, kami memang sedang mengupayakan sumber pendanaan selain dari pinjaman bank dan penerbitan surat utang. Kerja sama dengan PIP yang merupakan lembaga pemerintah merupakan salah satunya," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (8/11/2022).
Arief juga mengungkap pendanaan dari PIP bukan hanya demi menjaga margin keuntungan di tengah era kenaikan suku bunga dan menahan pengenaan bunga ke nasabah tidak naik, tetapi juga demi menjawab permintaan akan pembiayaan berskema syariah yang tengah bertumbuh.
Selain itu, memperkuat kerja sama dengan mitra pendanaan, Arief juga mengungkap dampak positif memperkuat kerja sama di antara anggota Holding Ultra Mikro, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Pegadaian.
Baca Juga
PNM mendapatkan berkah tergabung dalam Holding Ultra Mikro lewat kemudahan dalam melakukan penetrasi dan berbagai proses-proses pemberdayaan, terutama kepada para pelaku ultra mikro perempuan.
Pasalnya, tidak sama dengan lembaga keuangan lain, PNM bertugas memberikan tiga modal buat para pelaku ultra mikro, yaitu modal finansial yang bentuknya pembiayaan, lalu modal intelektual atau mendampingi dan memfasilitasi nasabah untuk saling berdiskusi dalam pengembangan usaha, serta modal sosial dalam bentuk pembangunan jejaring.
Sebelumnya, Arief juga sempat mengungkap contoh lain terkait penguatan kerja sama, salah satunya dengan Kementrian PPPA dan KODAM untuk memberikan literasi tentang keluarga, parenting, serta stunting, untuk meningkatkan dan memperkuat peran perempuan dalam ketahanan rumah tangga.
Dalam hal ini PNM secara konsisten mengajak para nasabah untuk mengembangkan usaha yang sesuai dengan keahliannya dan mayoritas para nasabah PNM bergerak di bidang jasa dan perdagangan.
Pertemuan Kelompok Mingguan atau PKM juga menjadi salah satu fasilitas yang diberikan PNM untuk saling berdiskusi. Dalam beberapa momen PNM juga kerap mengadakan pelatihan sesuai kebutuhan para nasabah.
"Jadi di pertemuan kelompok itu disiapkan tools-tools sosialiasi dengan cara yang sederhana, difasilitasi para pendamping yang disebut sebagai Account Officer. Itu merupakan bentuk-bentuk pendidikan yang kami berikan kepada nasabah," ujar Arief.
Melalui bentuk program yang ada diharapkan akan mampu menjadikan nasabah untuk semakin tangguh, berkembang, serta berpeluang naik kelas dan mandiri secepatnya di masa depan.
Dalam diskusi bersama PNM beberapa waktu lalu, Direktur Bina Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan I Nyoman Darmata mengungkap pihaknya sebenarnya juga mencari entitas yang bisa ikut mensukseskan program tenaga kerja mandiri yang berbasis masyarakat.
Sebagai contoh, Kemenaker berusaha membangun jejaring atau menjembatani agar pelaku program tenaga kerja mandiri dapat mempunyai akses permodalan, bisa melalui perbankan, lembaga non-bank hingga industri sebagai obsteker mereka, termasuk PNM.
Sebagai informasi, hingga 3 November 2022 PNM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp156,8 triliun kepada nasabah PNM Mekaar yang berjumlah 13 juta nasabah. Saat ini PNM memiliki 4.197 kantor layanan di seluruh Indonesia yang melayani UMKM di 34 Provinsi, 513 Kabupaten/Kota, dan 5.640 Kecamatan.