Bisnis.co, JAKARTA – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan Muhammadiyah menjalin kerja sama memnbentuk layanan ‘Supply Chain Terintegrasi Dalam Rangka Menciptakan Ekosistem Umat di Internal Muhammadiyah’.
“Insya Allah ke depannya kolaborasi dengan Muhammadiyah akan semakin erat dan lebih luas lagi,” ujar Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/11/2022).
Adapun kerja sama tersebut disesuaikan dengan kebutuhan persyarikatan yang lebih kompleks dan adaptif dalam perkembangan industri 4.0. Perseroan turut mendukung proyek strategis pembangunan Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) yang melibatkan Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur.
Selain itu, perseroan juga menyiapkan layanan khusus di sektor pendidikan, kesehatan, dan lembaga keuangan syariah (LKS) milik Muhammadiyah melalui produk aplikasi mobile banking Muamalat DIN, host-to-host dan virtual account.
Muamalata juga akan memperkuat kolaborasi dengan Muhammadiyah dengan menjadi mitra resmi dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang diselenggarakan di Solo, Jawa Tengah.
Permana mengatakan bahwa Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi islam tertua di Indonesia, sekaligus mitra utama perseroan baik dari sisi pendanaan maupun pembiayaan.
Baca Juga
Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dilaksanakan di kota Solo, Jawa Tengah pada 18 – 20 November 2022. Sedikitnya ada lima agenda pokok dalam acara tersebut.
Pertama adalah laporan PP Muhammadiyah 2015-2022. Kedua, membahas program lima tahun ke depan. Ketiga membahas Risalah Islam Berkemajuan. Keempat, membahas isu-isu strategis. Kelima merupakan pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2022-2027.
Sementara itu, Muamalat membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp31,61 miliar pada kuartal III/2022. Jumlah tersebut melesat 332 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp7,31 miliar.
Merujuk laporan keuangan perusahaan, pertumbuhan laba bersih itu didorong oleh raihan pendapatan berbasis komisi atau fee based income yang mencapai Rp568,97 miliar atau naik 71 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Perolehan tersebut lantas membuat laba operasional dari bank syariah pertama di Indonesia ini melejit 112 persen yoy menjadi Rp66,52 miliar.
Perolehan tersebut lantas membuat laba operasional dari bank syariah pertama di Indonesia ini melejit 112 persen yoy menjadi Rp66,52 miliar.
Di tengah peningkatan itu, pendapatan setelah distribusi bagi hasil dari perseroan tercatat turun 58 persen secara tahunan menjadi Rp219,51 miliar. Penurunan ini utamanya disebabkan oleh pendapatan dari piutang murabahah yang turun 46 persen yoy menjadi Rp354,97 miliar.
