Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Window Dressing Akhir Tahun, BI: Modal Asing Masuk Rp11,71 Triliun

Berdasarkan data transaksi 21-24 November 2022, nonresiden alias investor asing melakukan aksi beli Rp11,71 triliun di pasar keuangan.
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimajarn
Petugas menunjukan uang pecahan Rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimajarn

Bisnis.com, JAKARTA  - Bank Indonesia (BI) melaporkan, aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan domestik mencapai Rp11,71 triliun pada minggu keempat November 2022.

“Berdasarkan data transaksi 21-24 November 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp11,71 triliun,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi, Jumat (25/11/2022).

Erwin menuturkan, jumlah tersebut terdiri atas aliran modal asing yang masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp9,72 triliun dan ke pasar saham sebesar Rp1,99 triliun.

Berdasarkan data setelmen sampai dengan 24 November 2022, BI mencatat aliran modal asing yang keluar dari pasar SBN telah mencapai Rp165,71 triliun.

Sementara pada periode yang sama, aliran modal asing tercatat masuk Rp75,40 triliun di pasar saham.

Adapun premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun turun ke 98,52 bps per 24 November 2022, dari 108,61 bps per 18 November 2022.

Kemudian dari sisi nilai tukar Rupiah, BI melaporkan pada Kamis (24/11/2022) Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.663 per dolar AS, dan dibuka pada level (bid) Rp15.640 per dolar AS pada Jumat pagi (25/11/2022).

Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,94 persen pada Kamis (24/11/2022) dan naik ke level 6,65 persen pada Jumat (25/11/2022).

Sementara, untuk yield UST (US Treasury) dengan tenor 10 tahun turun ke level 3,693 persen.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” ujar Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper