Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) masih akan melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) melalui skema burden sharing SKB III untuk pembiayaan APBN sebesar Rp128,6 triliun pada Desember 2022.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi pembelian SBN oleh BI berdasarkan SKB III yang diperuntukkan pembiayaan penanganan kesehatan dan kemanusiaan telah mencapai Rp95,42 triliun per 18 November 2022.
“Tahun ini adalah tahun terakhir kita masih memiliki SKB dengan BI yang diatur dalam SKB III, dan SKB III sudah terealisasi Rp95,42 triliun,” katanya, belum lama ini.
Berdasarkan kesepakatan bersama BI dan pemerintah dalam SKB III, target penerbitan SBN hingga akhir tahun adalah sebesar Rp224 triliun.
“Target akhir tahun akan diselesaikan pada Desember, di mana untuk SKB III masih ada Rp128,6 triliun pembiayaan yang berasal langsung dari BI,” jelas Sri Mulyani.
Dia mengatakan, secara keseluruhan, realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang pemerintah tercatat turun signifikan,sebesar 21,7 persen hingga 31 Oktober 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Baca Juga
“Ini berarti APBN mulai semakin sehat, karena kita mulai bisa melakukan konsolidasi dan menyehatkan kembali APBN kita,” katanya.
Dia menjelaskan, total pembiayaan utang hingga 31 Oktober 2022 tercatat mencapai Rp506,0 triliun. Jumlah tersebut menurun jauh dari realisasi pada Oktober 2021 yang mencapai Rp646,0 triliun.
Adapun, penerbitan SBN secara neto tercatat mencapai Rp500,3 triliun atau turun 21,7 persen dibandingkan dengan posisi pada Oktober 2021 sebesar Rp668,7 triliun.
Kinerja dari pengelolaan pembiayaan utang pemerintah tersebut kata Sri Mulyani akan terus dijaga, terutama dalam menghadapi kondisi pasar keuangan yang volatil, tren suku bunga meningkat, serta nilai mata uang yang fluktuatif. Pemerintah juga akan mengoptimalkan penerbitan SBN domestik dalam rangka SKB III dengan BI.