Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-siap! BI Bakal Borong Lagi SBN Burden Sharing Rp128,6 Triliun

Bank Indonesia (BI) berencana beli Surat Berharga Negara (SBN) melalui skema burden sharing Rp128,6 Triliun.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-9 tahun 2022 yang diselenggarakan secara hibrid di Jakarta (6/10)./Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-9 tahun 2022 yang diselenggarakan secara hibrid di Jakarta (6/10)./Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) masih akan melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) melalui skema burden sharing SKB III untuk pembiayaan APBN sebesar Rp128,6 triliun pada Desember 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi pembelian SBN oleh BI berdasarkan SKB III yang diperuntukkan pembiayaan penanganan kesehatan dan kemanusiaan telah mencapai Rp95,42 triliun per 18 November 2022.

“Tahun ini adalah tahun terakhir kita masih memiliki SKB dengan BI yang diatur dalam SKB III, dan SKB III sudah terealisasi Rp95,42 triliun,” katanya, belum lama ini.

Berdasarkan kesepakatan bersama BI dan pemerintah dalam SKB III, target penerbitan SBN hingga akhir tahun adalah sebesar Rp224 triliun.

“Target akhir tahun akan diselesaikan pada Desember, di mana untuk SKB III masih ada Rp128,6 triliun pembiayaan yang berasal langsung dari BI,” jelas Sri Mulyani.

Dia mengatakan, secara keseluruhan, realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang pemerintah tercatat turun signifikan,sebesar 21,7 persen hingga 31 Oktober 2022 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

“Ini berarti APBN mulai semakin sehat, karena kita mulai bisa melakukan konsolidasi dan menyehatkan kembali APBN kita,” katanya.

Dia menjelaskan, total pembiayaan utang hingga 31 Oktober 2022 tercatat mencapai Rp506,0 triliun. Jumlah tersebut menurun jauh dari realisasi pada Oktober 2021 yang mencapai Rp646,0 triliun.

Adapun, penerbitan SBN secara neto tercatat mencapai Rp500,3 triliun atau turun 21,7 persen dibandingkan dengan posisi pada Oktober 2021 sebesar Rp668,7 triliun.

Kinerja dari pengelolaan pembiayaan utang pemerintah tersebut kata Sri Mulyani akan terus dijaga, terutama dalam menghadapi kondisi pasar keuangan yang volatil, tren suku bunga meningkat, serta nilai mata uang yang fluktuatif. Pemerintah juga akan mengoptimalkan penerbitan SBN domestik dalam rangka SKB III dengan BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper