Bisnis.com, JAKARTA – Lama tak terdengar, PT Bank Fama International Tbk. akhirnya muncul ke permukaan dengan segudang rencana. Bank yang mayoritas sahamnya dimiliki Emtek Group itu kini tengah menyiapkan ancang-ancang untuk beralih menjadi bank digital.
Semenjak diakuisisi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) atau Emtek melalui anak perusahaannya PT Elang Media Visitama pada Desember 2021, Bank Fama terus bebenah secara internal untuk meningkatkan kapabilitasnya.
Presiden Direktur Bank Fama International Tigor M. Siahaan menjelaskan bahwa langkah tersebut selaras dengan rencana perusahaan, yang siap memasuki arena persaingan bank digital di Indonesia. Sederet persiapan lantas dilakukan.
“Jadi kami selama ini benar-benar melakukan transformasi dari segi proses, teknologi, dan sumber daya manusia,” ujar Tigor saat ditemui di Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Tigor menyampaikan bahwa jika tidak aral melintang, Bank Fama akan mulai melakukan rebranding pada awal tahun depan, diikuti dengan pemindahan kantor pusat dari Bandung, Jawa Barat, ke Jakarta. Selain itu, perusahaan akan meluncurkan produknya pada pertengahan 2023.
Tak cuma secara internal, Bank Fama juga akan memperkuat fondasi bank digital lewat pemanfaatan ekosistem dari para pemegang sahamnya yakni Emtek, kemudian A5-DB Holdings atau anak usaha Grab Holdings, dan Singtel Telecommunications Limited.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Fama pada kuartal III/2022, Emtek melalui PT Media Visitama memiliki porsi saham sebesar 62,76 persen. Sementara itu, A5-DB-Holdings dan Singtel sama-sama menggenggam 16,26 persen saham di Bank Fama.
“Ke mana sasarannya? Kami akan menyasar ekosistem dari shareholders tersebut,” kata Tigor.
Kehadiran Emtek, Grab, dan Singtel sebagai pemegang saham memang akan menguntungkan Bank Fama. Ketiganya tercatat memiliki pengguna layanan UMKM yang tidak sedikit.
Emtek, misalnya, melalui salah satu bisnis e-commerce PT Bukalapak.com (BUKA), memiliki jumlah warung dan UMKM lainnya yang terdaftar sebagai pengguna mitra sebanyak 14,2 juta per Juni 2022. BUKA juga mempunyai program pengembangan UMKM.
Sementara itu, Grab juga memiliki bekal ekosistem ride-hailing yang berisikan jutaan UMKM. Mayoritas berada di lini bisnis kuliner. Sampai dengan 2025, Grab memperkirakan ekosistemnya sudah menjangkau lebih dari 11 juta UMKM.
Bidik Underbank
Secara spesifik Bank Fama memang akan fokus menggarap segmentasi pasar ritel dan UMKM, yang sejauh ini masih memiliki keterbatasan layanan atau underbanked. Selain itu, kesenjangan kredit juga belum bisa dijangkau oleh pelaku industri keuangan dengan optimal.
Kementerian Koperasi dan UKM mencatat bahwa akses UMKM ke perbankan baru mencapai 20 persen. Jumlah tersebut masih tertinggal oleh negara tetangga, seperti Malaysia yang sudah mencapai 50 persen, Singapura sebesar 39 persen, dan Korea Selatan 82 persen.
Padahal, di saat yang sama, UMKM memberikan kontribusi terhadap 40-60 persen PDB negara-negara Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Artinya, ruang yang ada bagi perbankan Asia Tenggara untuk memacu kreditnya di segmen tersebut cukup terbuka lebar.
Untuk itu, dengan tingginya populasi masyarakat underbanked dan kesenjangan kredit UMKM, Bank Fama akan memulai perjalanan perbankan digital dengan memperluas layanan keuangan.
Tigor menuturkan bahwa apabila segmen UMKM dan underbanked di Indonesia bisa mendapatkan layanan perbankan secara optimal, produktivitas mereka akan tumbuh berlipat sehingga mampu berkontribusi lebih besar terhadap PDB Indonesia.
“Kami merasa dengan kesenjangan layanan finansial yang ada pada saat ini, dan bisa kita coba penuhi, ini bisa menuju ke visi Indonesia Emas 2045,” pungkas Tigor.
Melalui solusi dan ekosistem keuangan secara lengkap dan terintegrasi, Bank Fama diketahui memiliki komitmen jangka panjang untuk memberikan masyarakat underbanked di Indonesia akses ke pengalaman finansial melalui layanan digital perbankan.
Harapannya, dengan lebih banyak masyarakat underbanked yang menyadari potensi besar dari bank digital, misi besar Bank Fama untuk mendukung produktivitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.