Bisnis.com, JAKARTA — PT BRI Multifinance Indonesia atau BRI Finance hingga kuartal III/2022 berhasil mencatatkan kinerja positif, hal ini tercermin dari laba yang mengalami pertumbuhan 129 persen. Adapun ke depan, BRI Finance telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi sejumlah tantangan.
Direktur Utama BRI Finance Azizatun Azhimah mengatakan, per Oktober 2022 BRI Finance berhasil menumbuhkan aset sebesar 43,0 persen, dan piutang sekitar 41,4 persen secara tahunan. Pertumbuhan disbursement pun mencapai 39,3 persen diiringi kenaikan laba sebesar 129 persen secara tahunan.
“BRI Finance secara signifikan juga berhasil melakukan perbaikan kualitas piutang pembiayaan sehingga nonperforming financing [NPF] Multiguna perseroan tetap stabil sebesar 0,5 persen dengan NPF coverage sebesar 182,5 persen,” ujar Azizatun dalam keterangan yang di terima Bisnis, Selasa (13/12).
Menurut Azizatun, ekonomi saat ini belum pulih 100 persen, di mana tantangan bagi industri keuangan kembali muncul yaitu inflasi global yang tinggi, dan mendorong bank sentral di berbagai negara tak terkecuali Indonesia mengatrol suku bunga acuan.
Adapun dalam menghadapi tantangan ekonomi tersebut, BRI Finance telah menyiapkan sejumlah strategi, di antaranya adalah protect and extend yaitu melalui mengatur segmentasi pada pembiayaan komersial.
Selain itu perusahaan juga memperluas publikasi dan digitalisasi bisnis, juga membangun kolaborasi payment gateway channel dan digitalisasi. Kemudian juga mengembangkan digital financing platform yaitu MyBRIF, serta percepatan digitalisasi proses bisnis pembiayaan.
Baca Juga
Selanjutnya, leverage yaitu memperluas manfaat layanan dengan memasuki segmen dan wilayah pasar baru yang lebih besar. Terkait itu, perseroan menguatkan branchless financing pada unit kerja perusahaan induk dan perluasan pembiayaan di secondary city.
Dalam hal ini perseroan diperkuat 27 Kantor Cabang (KC) dengan 180 Unit Kerja Bank BRI. Pada tahun depan, BRI Finance pun berkomitmen untuk terus menambah jaringan unit kerjanya.
Strategi lainnya adalah transformasi dengan cara menciptakan bisnis baru yang berbeda dari bisnis inti. Dalam hal ini, memacu pergeseran komposisi portofolio pembiayaan dari segmen komersial ke segmen multiguna terus dipacu. Terakhir adalah strategi build, di mana perseroan mengembangkan segmen used car dan refinancing pada kanan digital dan konvensional.
