Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BTN (BBTN) ARB dan Munculnya Taspen Sebagai Pengendali di Atas 5 Persen

Taspen injeksi dana Rp837,30 miliar dalam transaksi saham rights issue PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk. (BBTN).
Suasana layanan di kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk di Jakarta, Senin (8/1)./JIBI-Dedi Gunawan
Suasana layanan di kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk di Jakarta, Senin (8/1)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Taspen (persero) memborong saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN sebesar 5,14 persen melalui jalur rights issue. Dengan transaksi ini, Taspen menjadi pemegang saham di atas 5 persen dan tercatat dalam laporan yang dibagikan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Dalam aksi korporasinya ini, asuransi bagi aparatur sipil negara (ASN) tersebut dilaporkan memborong sebanyak 697.755.998 (697,75 juta) lembar saham HMETD BBTN. Transaksi ini dilakukan pada 5 Januari 2023 lalu berdasarkan data KSEI.

Untuk diketahui sebelumnya, rights issue BBTN mengeluarkan sebanyak-banyaknya 3.444.444.413 (3,44 miliar) lembar saham dengan  periode pelaksanaan  yang berlangsung pada 28 Desember 2022 hingga 5 Januari 2023. Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp1.200 per lembar.

Dengan demikian, dapat diproyesi bahwa Taspen menyuntikkan dana sebesar Rp837.307.197.600 (Rp837,30 miliar) pada transaksi borong saham tersebut.

Sementara itu dari lantai bursa, harga saham BBTN pada pembukaan sesi II perdagangan hari ini (10/1/2023) di level Rp1.240 per lembar atau mengalami auto rejection bawah (ARB) yakni anjlok 6,67 persen secara harian. Meski demikian, level harga ini masih di atas level right issue. 

Sebelumnya, manajemen BBTN mengungkapkan bahwa aksi penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) telah elebihan permintaan (oversubscribed) untuk porsi pemegang saham publik mencapai sekitar 1,6 kali.

"Kami sangat bersyukur, proses rights issue Bank BTN berjalan lancar. Jumlah permintaan yang masuk juga sangat tinggi, sehingga rights issue BTN ini mengalami oversubscribe sekitar 1,6 kali," jelas Direktur Utama BBTN Haru Koesmahargyo dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper