Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) hingga akhir Desember 2022 tercatat sebesar Rp7.929,5 triliun atau tumbuh 9,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
"Perkembangan DPK terutama dipengaruhi oleh perlambatan giro korporasi dan tabungan perorangan," tulis Bank Indonesia dalam laporan terbarunya, Selasa (24/1/2023).
Adapun, hingga Desember 2022 giro tercatat tumbuh sebesar 21,1 persen yoy pada Desember 2022 setelah sebelumnya tumbuh 21,4 persen yoy pada November 2022.
Bila dirinci, Giro korporasi pada Desember 2022 tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar Rp1.974,7 triliun atau tumbuh 28,2 persen yoy. Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar Rp1.823,7 triliun atau tumbuh 30 persen yoy.
Di samping itu, giro perorangan mengalami pertumbuhan positif menjadi Rp255 triliun atau tumbuh 8,4 persen yoy. Pada bulan November 2022 tercatat Rp232,2 triliun yang sempat terkoreksi menjadi 3,2 persen.
"Sementara itu, tabungan tumbuh sebesar 7,4 persen yoy, setelah tumbuh sebesar 8,0 persen yoy pada November 2022," jelas Bank Indonesia.
Pertumbuhan tabungan ditopang oleh pertumbuhan pada sektor korporasi mencapai 37,2 persen yoy atau Rp224,9 triliun pada Desember 2022, sedangkan pada bulan sebelumnya hanya tercatat tumbuh 30,9 persen yoy sebesar Rp217,2 triliun.
Adapun simpanan berjangkan tercatat tumbuh 2,6 persen yoy pada bulan Desember setelah sebelumnya juga tumbuh 2,4 persen yoy pada November 2022.
Simpanan berjangka sektor korporasi tercatat tumbuh 6,9 persen atau Rp1.382,2 triliun pada Desember 2022 sementara pada bulan sebelumnya tercatat tumbuh 8,2 persen atau Rp1.337 triliun.
Sementara simpanan berjangka perorangan pada Desember dan November secara berturut turut sebesar Rp1.402,2 triliun dan Rp1.370,4 triliun atau masing-masing tumbuh sebear 1,9 persen yoy dan 0,5 persen yoy.
"[pertumbuhan simpanan berjangka] sejalan dengan perkembangan suku bunga simpanan berjangka," tambah BI.