Bisnis.com, JAKARTA – Mitra strategis PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), BSI Maslahat telah menghimpun dana zakat, infaq, shodaqah dan wakaf (ziswaf) hingga Rp228 miliar pada 2022. Angka tersebut tumbuh pesat atau 67 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Ketua Pengurus BSI Maslahat Riko Wardhana mengatakan bahwa penyaluran dana ziswaf di BSI Maslahat juga meningkat 12,7 persen yoy menjadi Rp177 miliar. Dana ziswaf dari BSI Maslahat pada 2022 juga telah menjangkau hingga 33 provinsi.
Penyaluran dananya telah diberikan kepada 1.470 penerima beasiswa, 240 sekolah, 72 kampus, enam pondok pesantren, 13 desa diberdayakan, 477 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) established, 3.541 titik penyaluran karitas, 469 masjid, enam program desa baru, serta 171 lembaga mitra.
Seiring dengan transformasi digital, penyaluran dana ziswaf melalui platform digital juga terus bertambah. Porsi penghimpun serta penyaluran dana ziswaf di BSI Maslahat melalui platform digital itu kini mencapai 40 persen.
Riko mengatakan bahwa BSI Maslahat menjadi lembaga yang berdampingan dengan BSI dalam memberikan manfaat bagi umat.
"Kami juga berperan memperluas ekosistem syariah yang saling mendukung," katanya dalam grand launching & public expose BSI Maslahat pada Senin (30/1/2023).
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa BSI Maslahat hadir seiring dengan proses merger tiga bank syariah yakni PT Bank Mandiri Syariah, PT BNI Syariah, dan PT BRI Syariah Tbk. menjadi BSI. Lembaga ziswaf mitra strategis Bank Mandiri Syariah yakni BSM Umat pun kini telah resmi bertransformasi menjadi BSI Maslahat.
"Seiring dengan merger, kami juga satukan lembaga agar lebih kuat capai satu visi ke depan sebagai pengelola ziswaf, dana sosial dan CSR [corporate social responsibility] terpercaya serta modern," ujar Riko.
Dia mengatakan bahwa ke depan, BSI Maslahat akan semakin gencar memperluas ekosistem syariah di Indonesia. "Ke depan kita lihat BSI Maslahat akan menjadi mitra ekonomi Islam, bangun pendidikan umat dan pemberi manfaat sosial," katanya.
Direktur Penjualan & Distribusi BSI sekaligus Dewan Pembina BSI Maslahat Anton Sukarna mengatakan bahwa BSI turut mengembangkan lembaga ziswaf-nya itu karena menurut BSI, peran bank syariah tidak cukup hanya menjalankan tugas-tugas perbankan, tapi ada misi penggerak zakat, infak, serta sedekah.
Di sisi lain, menurutnya potensi ziswaf sangat besar di Indonesia. "Potensi zakat bisa mencapai Rp327 triliun di 2030. Apalagi diperkuat dengan wakaf, akan bisa menjadi bahan bakar mendorong ekosistem syariah," katanya.