Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau (BBRI) optimistis mampu memberi pembiayaan bagi 45 juta nasabah dalam holding ultra mikro hingga 2025.
Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan, hingga saat ini total nasabah holding ultra mikro tercatat sebanyak 33,8 juta nasabah.
"Sekarang kami sudah bisa melayani 33,8 juta nasabah ultra mikro dari target 45 juta. Maka dari itu kita sepakat rasanya sih optimis kita bisa tercapai 45 juta [nasabah] di tahun 2025," jelas Sunarso dalam agenda rapat dengar pendapat bersama dengan Komisi VI DPR RI, Senin (30/1/2023).
Di samping itu, misi holding ultra mikro yang dijalankan oleh BRI bersama dengan PT pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk membebaskan pelaku usaha dari jeratan rentenir tersebut juga tampaknya masih dihadapkan oleh sejumlah tantangan.
Pasalnya, Bos BRI menyebut bahwa masih terdapat sekitar 5 juta nasabah yang menjadikan rentenir sebagai pilihan pinjaman modal dengan bunga mencapai 500 persen.
"Yang belum tersentuh sama sekali itu 14 juta [nasabah] dan ke rentenir 5 juta [nasabah] dengan bunga 100 sampai 500 persen. Untuk itu saya kira menjadi komitmen kita semua terutama kami di holding ultra mikro untuk menjangkau dan melayani yang 45 juta [nasabah] ini dan prioritasnya adalah ke 14 juta [nasabah] yang belum terlayani," tambahnya.
Baca Juga
BRI melaporkan bahwa hingga saat ini, dari 33,8 juta nasabah yang masuk ke sistem holding ultra mikro, yang sudah terlayani dan mendapatkan pinjaman baru sekitar 20 juta nasabah baik melalui bank umum, fintech, pegadaian, hingga BPR.
Ke depan, untuk mengejar target yang telah ditetapkan, Sunarso menjelaskan bahwa strategi yang akan dijalankan oleh pihaknya adalah dengan melakukan percepatan melalui proses digitalisasi.
"Memang tantangan berat melayani ultra mikro yang kecil-kecil ini hanya dua sebenarnya. Pertama, biaya operasional mahal dan kedua biaya risikonya juga tinggi. Maka untuk menjawab dua tantangan ini hanya satu saja pelurunya yakni digitalisasi," tandasnya.