Bisnis.com, JAKARTA - Teknologi rekomendasi dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi bahan perbincangan masyarakat dan juga pebisnis.
Perusahaan asal Stockholm, Swedia juga mengadopsi teknologi rekomendasi musik, untuk membuat pendengar musik menghabiskan waktu lebih lama di aplikasi Spotify. Semakin lama seseorang berada di dalam aplikasi tersebut, maka tanpa disadari teknologi rekomendasi telah berhasil mengikatmu secara emosional melalui alunan musik yang didengar.
Selain Spotify, Google juga melakukan eksperimen, testing dari setiap ide baru, mengukur respon pelanggan dan melakukan iterasi akan apa saja yang telah didapatkan dan dipelajari. Maka tidak heran, pekerja media online harus beradaptasi untuk mengadopsi iterasi dari algoritma baru yang diciptakan Google.
Transformasi digital yang bergerak dinamis, membuat industri perbankan mengutak-atik blueprint untuk menciptakan inovasi dan layanan yang disukai, dibutuhkan pada masa kini dan direkomendasikan untuk kebutuhan masa depan.
Pekan silam, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) Sunarso mengumumkan bahwa perseroan telah menekan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menjadi 64,2 persen pada akhir 2022, dari posisi 74,3 persen pada 2021. Semakin efisien perusahaan, maka laba yang dibukukan semakin tinggi.
Aksi Bank 'Wong Cilik' ini menekan beban operasional telah membuat raihan laba bersih melejit, menjadi Rp51,4 triliun pada 2022, atau naik 67,15 persen year on year. Sunarso mengungkapkan ada beberapa tantangan yang harus dilakukan akan bisa mengantongi laba jumbo yang konsisten setiap tahunnya.
Baca Juga
"Raihan laba ini tak lepas dari strategi respon saat menghadapi tantangan," ungkapnya dalam paparan kinerja BRI 2022 pada Rabu (8/2/202).
Menurutnya, efisiensi dengan penekanan biaya dana atau cost of fund melalui perbaikan struktur pendanaan. Dia menuturkan bahwa digital banking adalah produk yang dibutuhkan, efisien, dan bisa diakses dengan mudah oleh nasabah di mana pun dan kapan pun.
Era digital ini membuat nasabah sadar tentang pentingnya pengelolaan keuangan, sehingga mengharapkan lebih banyak produk dan layanan digital dengan pendekatan yang dipersonalisasi. Perbankan digital juga memanfaatkan berbagai inovasi teknologi di era Revolusi Industri 4.0, seperti Internet of Things (IoT), Cloud Computing, Artificial Intelligence (AI), hingga Machine Learning.