Kemudian, BRI merancang tiga framework utama untuk mempercepat transformasi digital. Pertama, digitalisasi proses bisnis atau digitizing core, yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan berfokus pada efisiensi, melalui aplikasi super Apps BRImo, BRISpot dan BRILink.
Kedua adalah digital ekosistem. BRI menyiapkan platform-platform digital untuk mendorong perseroan masuk ke dalam bisnis ekosistem value chain, sehingga diharapkan mampu menjadi sumber pertumbuhan baru dari sisi CASA, FBI, dan nasabah baru.
Ketiga, new digital propositions. BRI juga melakukan inovasi teknologi finansial dengan pendekatan digital penuh dan bisnis model baru, dengan tujuan memberikan layanan kepada nasabah lebih cepat, baik, dan efisien.
Mengutip buku The Digital Transformation Playbook David L. Rogers mengungkapkan ada 5 domain transformasi digital. Buku ini menyarankan agar industri perbankan harus mampu beradaptasi lebih cepat pada pergerakan dibandingkan dengan industri sektor lain.
Rogers mengungkapkan setiap industri wajib melakukan penyesuaian aturan bisnis, sejalan dengan pergerakan teknologi digital, bangkitnya tantangan disruptive, serta penyesuaian model bisnis dan proses yang ada.
Adapun 5 domain yang mempengaruhi kesuksesan transformasi digital dari Rogers yakni:
1. Nasabah
Berupaya meningkatkan loyalitas pelanggan dengan memahami dan menyediakan apa yang penting untuk pelanggan (“what matters for our customers”). Usaha marketing yang kemudian dapat dilakukan perusahaan adalah untuk menginspirasi pembelian, loyalitas dan pembelaan. Namun,hubungan nasabah dengan bisnis sekarang sudah berubah dengan sangat dramatis.
Baca Juga
2. Persaingan
Competition bisa diubah menjadi co-opetition dengan adanya cooperation dengan pesaing-pesaing, baik langsung maupun tidak langsung.
3. Data
Perbankan bisa merubah data menjadi suatu intangible asset yang dapat memberikan value creation. Perusahaan bisa mendapatkan informasi yang tepat, guna menyediakan apa yang customer butuhkan, sehingga dapat melakukan cross sell and upsell.
Dengan adanya kemampuan teknologi baru dalam manajemen data, terutama unstructured data, khususnya menggunakan AI dan machine learning, perbankan juga dapat dapat mengetahui behaviour dan preferensi dari pelanggan dan sumber data baru. Data juga dibantuk oleh cloud computing dan juga perkembangan teknologi terakhir, sehingga data dapat diproses dengan kecepatan yang sangat tinggi, akurat dan lebih murah.
4. Inovasi dengan eksperimen cepat
Google dalam upayanya untuk senantiasa menyempurnakan product offeringnya dalam search engine, tidak melakukannya dengan customer focus group untuk mengetahui pengalaman mereka dan tidak juga dengan membuat suatu komite untuk menentukan fitur baru apa yang akan diimplementasikan.
Rogers mengungkapkan bahwa inovasi adalah perubahan atas asumsi strategis, dimana keputusan bukan berdasarkan intuisi dan senioritas dari CEO perusahaan, tetapi berdasarkan testing and validating.
Testing suatu ide yang sebelumnya mahal, lama dan sulit, seharusnya dipandang dari sudut paradigma bahwa testing suatu ide adalah murah, cepat dan mudah. Adanya pergeseran dari pemahaman bahwa kegagalan harus dihindari dengan segala macam cara berubah menjadi kegagalan di awal dan murah.
5. Mengadaptasikan proposisi nilai
Industri digital saat ini menawarkan nilai kepada setiap pelanggan di digital era dengan menawarkan produk dan jasa yang tidak hanya memenuhi kebutuhan nasabah, tetapi juga bisa memprediksi kebutuhan nasabah, dan ditawarkan dalam bentuk kenyamanan (convenience), transparansi (transparency of fee) dan cepat.