Bisnis.com, SURABAYA - Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menilai saat ini masih banyak ruang bagi sektor perbankan untuk melakukan ekspansi kredit meski ada prediksi resesi global yang bisa berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan kondisi perbankan di Indonesia saat ini masih tergolong cukup baik, termasuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR), meski ada juga yang tutup.
“Kami melihat ekonomi Indonesia tumbuh sangat baik. Sepanjang 2022, ekonomi nasional tumbuh 5,31 persen. Kondisi perbankan juga amat baik sehingga masih ada ruang untuk ekonomi bertumbuh melalui penyaluran kreditnya,” ujarnya dalam Seminar Global Economy Update 2023, di Surabaya, Rabu (22/2/2023).
Baca Juga
Dalam prediksi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 ditargetkan sebesar 4,8 persen hingga 4,9 persen. Namun, menurut Purbaya, Indonesia tidak harus mengikuti prediksi tersebut sebab masih bisa mengoptimalkan potensi pasar domestik yang sangat besar hingga 80 persen.
“Keputusan untuk ikuti dampak resesi itu kembali ke kita sendiri, mau terdampak ya bisa. Prediksi itu bisa menjadi pendorong untuk antisipasi agar ekonomi tidak drop terlalu dalam. Tinggal pakai formula apa yang bisa mencegah dampak itu dengan memanfaatkan konsumsi domestik ini, maka kita masih berpotensi tumbuh di atas 5 persen,” ujarnya.
Purbaya mengatakan industri jasa keuangan sejauh ini mampu menunjukkan kinerja positif dan berkontribusi besar, khususnya perbankan yang memiliki permodalan dan likuiditas yang kuat di tengah tekanan eksternal.
“Nilai tukar juga menunjukkan perbaikan, situasi ini membuat perbankan kita masih dalam kondisi yang sangat memadai untuk melakukan ekspansi kredit sembari menjaga permodalan dari ketidakpastian global,” imbuhnya.
Adapun penyaluran kredit nasional per Januari 2023 mengalami pertumbuhan 10,53 persen (y-o-y). Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sekitar 8,03 persen (y-o-y). Level permodalan bank secara nasional juga sangat tebal berada di angka 25,68 persen per Desember 2022. Kemudian, alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) dan per Desember 2022 masing-masing sebesar 137,67 persen dan 31,20 persen.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan Jatim dengan cepat melakukan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 dari yang semula terkontraksi -2,33 persen, akhirnya mampu tumbuh positif 5,34 persen pada 2022.
“Begitu juga dengan tingkat kesejahteraan masyarakat Jatim yang terus meningkat. Pada 2018 PDRB per kapita hanya Rp55,41 juta, kini pada 2022 menjadi Rp66,36 juta,” katanya.
Anggota Komisi XI Indah Kurnia menambahkan, DPR akan terus mendukung pemulihan ekonomi nasional salah satunya mendorong pertumbuhan kredit usaha rakyat, serta meminta perbankan untuk lebih selektif tetapi tidak over prudent terhadap calon nasabah kredit dengan penawaran sistem kredit yang mudah.
“Bank atau pun kredit online memang tetap harus prudent, tapi jangan kaku karena mereka mencari kredit yang cepat dan mudah. Kita selamatkan mereka dari investasi bodong dan pinjaman ilegal atau pinjol,” ujarnya.
Untuk itu, tambah Indah, Komisi XI akan aktif turun untuk sosialisasi dan memberikan edukasi masyarakat sebab literasi keuangan masih menjadi pekerjaan rumah bersama.
“Literasi keuangan harus ditingkatkan melindungi masyarakat dari berbagai tawaran investasi fiktif. Ini tugas besar kita bersama,” imbuhnya.