Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia atau BI melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas pada Januari 2023 tumbuh melambat dari bulan sebelumnya, meskipun tetap tercatat tumbuh positif.
BI mencatat bahwa uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2023 mencapai Rp8.271,7 triliun. Catatan itu tumbuh 8,5 persen (year-on-year/YoY), mengalami perlambatan dari kinerja pertumbuhan Desember 2022 yakni 8,4 persen YoY.
Perkembangan M2 itu dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat. Penyaluran kredit pada Januari 2023 tumbuh 10,2 persen YoY atau melambat dari catatan Desember 2022 di 11,0 persen YoY.
Tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat pada Januari 2023 terkontraksi 20,5 persen YoY, lebih dalam dari kontraksi Desember 2022 di 13,9 persen YoY.
Pada Januari 2022, kewajiban sistem moneter kepada pemerintah pusat tercatat tumbuh 48,1 persen YoY. Sementara itu, pada Desember 2022 kewajiban itu tercatat tumbuh 26,8 persen YoY.
BI pun menyatakan bahwa pertumbuhan komponen uang beredar sempit (M1) menjadi faktor utama yang menyebabkan pergerakan kinerja M2. Terdapat perlambatan pertumbuhan M1 pada Januari 2023.
Baca Juga
"Pada Januari 2023, M1 tumbuh sebesar 8,5 persen YoY, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 9,5 persen YoY. Komponen giro rupiah tercatat tumbuh 15,0 persen YoY, setelah tumbuh sebesar 17,9 persen YoY pada bulan sebelumnya," tulis Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Jumat (24/2/2023).
Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu per Januari 2023, dengan pangsa 47,1 persen terhadap M1, tercatat senilai Rp2.159,1 triliun atau tumbuh 4,1 persen YoY. Catatan pertumbuhan itu melambat dari Desember 2022 yakni 4,4 persen YoY.
Di sisi lain, peredaran uang kartal pada Januari 2023 tercatat sebesar Rp830,4 triliun atau tumbuh 8,5 persen YoY. Capaian pertumbuhannya lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yakni 8,0 persen yoy.
Lebih lanjut, uang kuasi dengan pangsa 44,3 persen dari M2, tercatat sebesar Rp3.662,8 triliun pada Januari 2023, tumbuh 7,7 persen YoY. Pertumbuhan itu tumbuh dari Desember 2022 di 6,8 persen YoY.