Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siasat BSI (BRIS) Masuk 10 Besar Bank Syariah Dunia, Salah Satunya Andalkan Industri Halal

BRIS melihat permintaan industri halal cukup besar, namun Indonesia masih belum menjadi pemain utama industri ini.
Logo PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di kantor pusat yang berada di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian
Logo PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di kantor pusat yang berada di Jakarta. /Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menargetkan masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar dunia pada 2025. Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan salah satu upayanya adalah dengan mengerek pasar industri halal. 

Hery mengatakan perseroan melihat industri halal ini sangat potensial, terutama setelah pandemi Covid-19, karena proses halal ditata sedemikian rupa dan dianggap higienis.

"Demand ini [industri halal] kami lihat besar, sayangnya kita [Indonesia] tidak jadi pemain utama. Contoh ekspor daging justru dari negara yang notabene non-Islam. Unggas eksportirnya dari Brasil," ujarnya beberapa waktu lalu.

Untuk itu perseroan akan menggenjot pembiayaan terkait industri halal ini, terutama yang berorientasi ekspor. "Ini tantangan kita bereskan ekosistem pembiayaan, sekarang sudah ada bank kuat attraction customer lakukan ekspor," katanya.

Selain itu, upaya BSI masuk sebagai 10 bank syariah terbesar di dunia adalah dengan ekspansi ke luar negeri. Saat ini, BSI mempunyai kantor cabang di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). 

"Kami hanya punya satu cabang di Dubai. Di sana kami sedang berusaha mendapatkan lisensi penuh. Saat ini sedang diberikan rekomendasi dari OJK [Otoritas Jasa Keuangan] ke Dubai," ujar Hery.

Kantor cabang itu akan menjadi jembatan untuk menghubungkan Indonesia dengan pusat ekonomi syariah dunia.

"Ada beberapa bisnis yang bisa kita kerjakan terkait finance, ekspor atau impor, sindikasi, desk capital market, hingga agen untuk sukuk. Bisnis lainnya terkait ritel dari diaspora, remitensi, dan pembiayaan," katanya.

Ke depan, BSI mengincar ekspansi ke negara lain dengan ekonomi kuat seperti Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Singapura dan juga Arab Saudi.

Khusus untuk kawasan Timur Tengah, BSI masuk karena potensi bisnis yang sangat besar dan sangat potensial. Potensi ini antara lain adalah haji dan umrah karena Indonesia menjadi penyumbang terbesar jemaah haji di Arab Saudi.

Dari sisi perdagangan (bilateral trade), Indonesia memiliki volume perdagangan yang signifikan dengan kawasan GCC – khususnya dengan dua negara ekonomi terbesar di GCC – yakni Arab Saudi dan UAE adalah sebesar US$6,87 Miliar per tahun atau setara Rp96 Triliun pada 2020.

Timur Tengah merupakan juga salah satu pusat dari global investor. Pemerintah Indonesia menerbitkan semua global Sovereign Sukuknya di Nasdaq Dubai.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan BSI mempunyai potensi untuk menjadi bank syariah dunia. Erick sendiri menargetkan BSI yang saat ini menempati peringkat 14 bank syariah dunia dapat masuk dalam 10 besar bank syariah terbesar dunia pada 2025.

BSI sendiri menurut Erick telah tumbuh menjadi bank syariah terbesar di Indonesia. "Alhamdulillah kinerja BSI sepanjang tahun lalu tumbuh signifikan. Kita bisa lihat dari laba bersih BSI yang mencapai Rp 4,26 triliun atau tumbuh 40,68 persen secara year on year (yoy) di akhir 2022," ujar Erick.

Adapun, hingga kuartal IV/2022 total aset BSI tumbuh 15 persen menjadi Rp306 triliun. Per kuartal IV/2023 BSI melesat menjadi bank dengan aset terbesar ke-6 di Indonesia dan melewati PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA).

Seiring dengan target menjadi bank syariah dunia itu, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan BSI kemungkinan akan mendapatkan investor strategis global. “Kita terus berproses, kita ingin sebenarnya BSI jadi pemain di global ekosistem,” katanya.

Masuknya investor itu sejalan dengan keluarnya kepemilikan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) di BSI.

“Ini akan dilihat komposisinya di pasar, BNI dan BRI exit, siapa yang akan gantikan, dan berapa size-nya?” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper