Bisnis.com, JAKARTA — PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menjagokan saham emiten bank PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) tahun ini.
"Top picks kita ada di BCA dan Bank Mandiri yang mana target price BCA kita tetapkan ada di Rp10.100 dan Bank Mandiri di Rp12.300," Head of Research Team II PT Mirae Asset Indonesia Handiman Soetoyo dalam acara Media Day di Jakarta, Kamis (9/3/2023).
Handiman menjelaskan alasan menjagokan BBCA dan BMRI karena memiliki eksposur besar terhadap korporasi. Menurutnya bank yang memiliki portofolio kredit korporasi besar umumnya memiliki kualitas aset yang lebih baik.
Adapun secara lebih rinci, price to book value (PBV) BBCA sepanjang 2023 diprediksi sebesar 4,1 kali dengan besaran dividend yield sebesar 2,1 persen. Sementara itu, kinerja saham BMRI sepanjang tahun diperkirakan memiliki PBV sebesar 1,6 kali dengan proyeksi dividend yield sebesar 5,1 persen.
"Kita juga suka BNI, hanya saja mereka masih ada sedikit masalah di kualitas aset dan juga posisi likuiditas mereka gak sebaik di BCA dan Bank Mandiri," pungkasnya.
Sementara itu, secara industri, Hadiman mengatakan bahwa perbankan Indonesia akan melanjutkan tren positif pada tahun ini. Proyeksi pertumbuhan tersebut diprediksi akan didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan perbaikan kualitas aset perbankan sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi nasional.
Baca Juga
Handiman menjelaskan bahwa pada tahun ini industri perbankan akan mendapatkan limpahan pendapatan bunga bersih seiring
Adapun sebelumnya, sepanjang tahun 2022 rata-rata top line empat bank jumbo tumbuh di kisaran 20 persen. Bank Mandiri misalnya mencatatkan pertumbuhan interest income sebesar 22,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), BBCA sebesar 25,9 persen yoy, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) sebesar 19,7 persen yoy, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) sebesar 20,2 persen yoy.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.