Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erick Thohir Rampungkan Pendataan Dapen 'Sakit' Akhir Maret 2023

Kementerian BUMN tengah melakukan penyehatan Dana Pensiun BUMN dengan melakukan pendataan hingga akhir Maret 2023.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat Penyerahan Pengelolaan Aset Perkara Jiwasraya dari Kejaksaan Agung RI kepada Kementerian BUMN, di Jakarta, Senin (6/3/2023). ANTARA/Maria Cicilia Galuh.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat Penyerahan Pengelolaan Aset Perkara Jiwasraya dari Kejaksaan Agung RI kepada Kementerian BUMN, di Jakarta, Senin (6/3/2023). ANTARA/Maria Cicilia Galuh.

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN berencana melakukan konsolidasi dana pensiun BUMN. Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan pendataan BUMN 'sakit' akan selesai akhir Maret 2023. 

Pada 2023, Kementerian BUMN merencanakan sejumlah transformasi, termasuk pengelolaan dana pensiun. Erick mengatakan pada akhir Maret 2023 akan menuntaskan pendataan dan sudah memasuki agenda penyehatan sebelum melakukan konsolidasi perusahaan-perusahaan dana pensiun BUMN. 

Erick menegaskan berdasarkan data yang sudah terkumpul, saat ini perkembangannya sudah memasuki agenda penyehatan Dapen dalam kontrak manajemen. Adapun, pada akhir Maret ini para dana pensiun BUMN akan menyusun rencana roadmap itu dan  implementasi penyehatan sebelum melakukan transisi. 

“Ini yang sedang kita dorong. Jadi semua dana pensiun itu ada kontrak manajemen sehingga bisa deteksi dan kita lihat sedalam-dalamnya, apa hal yang menyebabkan dana pensiun tidak sehat satu dan lainnya,” jelas Erick saat ditemui di Jakarta, Senin (20/3/2023). 

Dalam prosesnya, BUMN akan memastikan Dapen BUMN yang sekarang terpisah-pisah bisa mulai dikonsolidasikan manajemennya dengan kebijakan yang sama walaupun kepemilikannya masih berbeda-beda. 

“Hal ini terus terang tidak bisa dikonsolidasikan dalam satu tahun. Jadi ke depan konsolidasinya akan butuh waktu transisi 3-5 tahun. Karena dana pensiun yang dikeloa milik masing-masing perusahaan BUMN, artinya tidak mungkin dilakukan dalam waktu cepat karena tergantung keuangan dari masing-masing BUMN,” ungkap Erick. 

Hal yang akan diperbaiki di antaranya adalah prosedur dan manajemennya agar menjadi satu kesatuan di bawah Indonesia Financial Group (IFG).

"Ini memang beda dari Jiwasraya dan Asabri, ada negara hadir dan sudah menjadi satu payung. Kalau BUMN tercecer berbagai perusahaan sehingga kita mau memastikan apakah perusahaan-perusahaan BUMN itu punya kekuatan top up, untuk menambal kerugian dana pensiun itu,” terangnya. 

Dia berharap setelah konsolidasi, BUMN dana pensiun lebih sehat, dan tetap bisa memastikan ketersediaan dana untuk para pensiunan pegawai BUMN di masa mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper