Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan suku bunga simpanan rupiah dan valas masih berpotensi mengalami kenaikan meskipun Bank Indonesia (BI) telah menahan laju suku bunga acuan dua kali pada awal tahun ini.
Sebagaimana diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 15-16 Maret 2023 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,75 persen. Keputusan yang sama juga diambil BI dalam RDG bulan sebelumnya. Laju kenaikan suku bunga acuan BI yang sudah terjadi sejak pertengahan tahun lalu pun kemudian terhenti.
Namun, berdasarkan laporan Indikator Likuiditas Februari 2023 yang dirilis LPS, suku bunga simpanan rupiah diramal masih mengalami peningkatan.
"Suku bunga simpanan rupiah diperkirakan masih akan meningkat secara bertahap, merespon kenaikan suku bunga acuan," tulis LPS pada Selasa (21/3/2023).
Meski begitu, LPS menyebutkan kondisi likuiditas bank masih relatif longgar. Hal tersebut juga akan menentukan kecepatan respon bank secara individual.
Pada saat yang sama, kenaikan bunga simpanan valas diperkirakan masih akan berlanjut dengan laju yang lebih lambat dipengaruhi kenaikan suku bunga offshore.
Baca Juga
Menurut LPS, penyesuaian suku bunga perbankan ke depan masih akan dipengaruhi kondisi likuiditas dan target spread antara suku bunga simpanan dan kredit.
Kecepatan penyesuaian suku bunga simpanan antar kelompok bank diperkirakan akan tetap berbeda, namun diharapkan tidak berdampak signifikan pada kenaikan suku bunga kredit.
Sementara itu, LPS melaporkan rata-rata suku bunga simpanan rupiah seluruh bank pada Januari 2023 naik 4 basis poin (bps) ke level 3,75 persen.
Suku bunga simpanan valas juga terpantau naik seiring berlanjutnya kenaikan suku bunga global. Suku bunga rata-rata seluruh bank valas naik 8 bps ke level 1,35 persen.
Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa juga telah memperkirakan tahun ini akan terdapat kenaikan suku bunga simpanan rupiah.
"Tren kenaikan suku bunga simpanan [deposito dan tabungan] akan berlanjut merespon perubahan arah kebijakan moneter," katanya.
Sementara suku bunga simpanan valas juga diperkirakan naik terdorong oleh kebijakan The Fed yang less hawkish dan nilai tukar potensial.