Bisnis.com, JAKARTA — Unit usaha syariah (UUS) PT Bank Jago Tbk. atau ARTO yakni Bank Jago Syariah mencatatkan laba bersih sepanjang 2022 sebesar Rp261,23 miliar atau tumbuh 235 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp77,88 miliar.
Mengulik laporan keuangan perseroan, penghijauan pada sisi bottom line UUS Bank Jago tersebut ditopang oleh pendapatan piutang yang meroket 324 persen menjadi Rp537,47 miliar dari posisi pada 2021 sebesar Rp126,86 miliar.
Sejalan dengan hal tersebut, pendapatan setelah distribusi bagi hasil perseroan juga tercatat tumbuh menjadi Rp494,8 miliar atau naik 291 persen sepanjang tahun lalu.
Kendati demikian, Bank Jago Syariah diketahui mencatatkan pembengkakan kerugian nilai aset keuangan (impairment) senilai Rp183,15 miliar pada 2022, meroket 720 persen dari posisi pada 2021 sebesar Rp22,07 miliar.
Di samping itu, meskipun laba bank tumbuh tahun ini, tingkat pengembalian aset (return on assets/ROA) justru tercatat lesu. Hal tersebut tercermin dari ROA bank yang menyusut 581 basis poin (bps) sepanjang 2022.
Dari sisi intermediasi, Bank Jago mencatatkan peningkatan pembiayaan sebesar 8 persen menjadi Rp2,2 triliun pada 2022 dari posisi pada tahun sebelumnya sebesar Rp2,04 triliun.
Baca Juga
Alhasil, total aset Bank Jago syariah terpantau turut mengalami peningkatan menjadi Rp2,4 triliun pada 2022 dari Rp2,15 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sejalan dengan peningkatan pembiayaan, rasio non-performing financing (NPF) gross membengkak 392 bps menjadi 3,96 persen dari 1,08 persen. Pada periode yang sama NPF net juga naik 194 bps menjadi 1,97 persen dari 0,03 persen.
Kendati mengalami peningkatan portofolio pembiayaan, perseroan justru berhasil menekan rasio likuiditas yang turun ke level 186,06 persen dari posisi sebelumnya sebesar 397,39 persen pada 2021.