Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank digital di Indonesia seperti PT Bank Seabank Indonesia (SeaBank) dan PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) berhasil membukukan laba pada tahun buku 2022. Namun, ada juga bank digital yang kemudian membukukan kerugian, bahkan membengkak.
Terbaru, SeaBank Indonesia berhasil meraup laba bersih Rp269,22 miliar pada 2022, berbalik dari kondisi rugi pada tahun sebelumnya Rp313,39 miliar.
Presiden Direktur SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley mengatakan keberhasilan SeaBank pada 2022 merupakan hasil dukungan dan kepercayaan nasabah yang terus meningkat. “Tentu kami bersyukur dengan capaian ini. Kami senang, kinerja kami telah berjalan secara efektif dan efisien selama setahun ke belakang. Tentunya ini merupakan hasil kerja keras dari SeaBank Team, serta dukungan kepercayaan nasabah yang terus meningkat,” ungkap Sasmaya pada Senin (3/4/2023).
Berdasarkan laporan keuangannya, laba bersih SeaBank didorong oleh peningkatan pesat pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) dari Rp423,51 miliar pada 2021, menjadi Rp3,77 triliun pada 2022.
Selain itu, SeaBank berhasil mencatatkan peningkatan pendapatan berbasis komisi (fee based income) dari hanya Rp7,39 miliar pada 2021, menjadi Rp89,48 miliar pada 2022.
Sama seperti SeaBank, Bank Raya juga berhasil membalikan posisi dari rugi bersih Rp3,05 triliun sepanjang 2021, menjadi laba bersih Rp11,46 miliar sepanjang 2022.
Baca Juga
Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan capaian itu didapat Bank Raya karena menjalankan strategi bisnis yang berfokus pada perbaikan kualitas aset dan recovery. Bank Raya juga memberikan ruang untuk menajamkan fokus efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional serta peningkatan customer experience.
"Perseroan terus memprioritaskan profitabilitas secara berkesinambungan untuk mewujudkan misi kami memperkuat sinergi ekosistem BRI Group," katanya dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Bank Raya memang mencatatkan pendapatan dari pemulihan atas kredit yang sudah hapus buku atau recovery income Rp562,1 miliar pada 2022. Bank Raya juga mencatatkan penurunan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) 84,95 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp581,46 miliar.
Kemudian, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) yang pada 2021 telah membukukan laba, berhasil meningkatkan perolehan labanya 40,29 persen yoy, menjadi Rp270,02 miliar pada 2022.
Lalu, PT Bank Jago Tbk. (ARTO) pada 2022 juga membukukan laba bersih Rp15,91 miliar. Namun, angka tersebut merosot 81,5 persen yoy dari posisi laba pada 2021 sebesar Rp86 miliar.
Selain bank-bank digital yang meraup untung, ada sejumlah bank yang masih membukukan kerugian. PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) misalnya membukukan rugi bersih Rp789,05 miliar pada 2022. Namun, kerugiannya menyusut 19,99 persen.
PT Bank BCA Digital juga mencatatkan rugi bersih Rp71,60 miliar pada 2022. Sementara kerugiannya membengkak 15,10 persen yoy dibandingkan kerugian tahun sebelumnya Rp62,15 miliar.
PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK) juga mencatatkan pembengkakan kerugian 118,43 persen yoy menjadi Rp264,91 miliar pada 2022.