Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan nilai transaksi QRIS melesat 1.300 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,5 triliun pada Februari 2023 dari Rp108 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Corporate Secretary BBRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan bahwa transaksi QRIS tersebut umumnya digunakan sebagai pembayaran atau pembelian pada produk barang atau jasa dari masyarakat ke pedagang atau merchant.
"Sebagai Bank yang fokus pada UMKM, BRI terus berupaya untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat dengan memberikan kemudahan bertransaksi melalui penetrasi QRIS," jelasnya kepada Bisnis, dikutip Rabu (5/4/2023).
Sementara itu, pada tahun ini BBRI menargetkan nilai transaksi QRIS akan tembus Rp5 triliun atau meningkat 55 persen dibandingkan dengan 2022.
Mewujudkan hal tersebut, Aestika memaparkan 5 strategi yang akan dijalankan oleh BBRI. Pertama, dengan meningkatkan akuisisi nasabah dan penetrasi user BRImo agar Nasabah bisa bertransaksi secara digital.
Kedua,BBRI juga berencana untuk memperluas jaringan QRIS dengan meningkatkan penetrasi pada merchant. Ketiga, memperkuat sistem dan menjaga reliability.
Baca Juga
Keempat, BBRI berkomitmen untuk memberikan edukasi kepada nasabah dan merchant agar secara berkelanjutan menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran.
Terakhir, Aestika menjelaskan, BBRI akan Meluncurkan BRI Merchant Apps untuk mempermudah merchant dalam melakukan tracking transaksi dan meningkatkan awareness terhadap keuangan merchant.
"BRI juga akan terus mendorong QRIS Crossborder [transaksi QRIS berbeda negara] untuk mengurangi ketergantungan penggunaan mata uang asing karena transaksi QRIS crossborder menggunakan Local Currency Settlement atau mata uang di negara setempat," pungkasnya.
Diharapkan, penggunaan QRIS crossborder juga akan meningkatkan efisiensi dalam bertransaksi karena tidak membutuhkan uang fisik sehingga transaksi bisa dilakukan dengan lebih cepat.