Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pembiayaan milik Boy Thohir & Jerry Ng, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) membukukan laba bersih senilai Rp508,8 miliar pada kuartal I/2023. Dengan demikian, laba sesudah pajak yang dikantongi BFIN meningkat 28,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengatakan bahwa perolehan laba senilai Rp508,8 miliar itu didorong karena perusahaan konsisten membukukan pendapatan senilai Rp1,6 triliun pada 31 Maret 2023 atau tumbuh 39,0 persen yoy.
“Laba sesudah pajak meningkat sebesar 28,5 persen yoy dengan nilai Rp508,8 miliar. Nilai ini merupakan pencapaian laba bersih per kuartal tertinggi perusahaan,” ungkap Sudjono dalam keterangan tertulis, Rabu (26/4/2023).
Sementara itu, biaya operasional BFI Finance juga terpantau naik 46,8 persen yoy menjadi Rp1,0 triliun. Hal itu sejalan dengan peningkatan kegiatan operasional guna mendukung pertumbuhan piutang selama satu tahun terakhir.
Per 31 Maret 2023, rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) BFIN berada di level bruto 1,06 persen dan neto 0,43 persen dengan cakupan penyisihan 3,8 kali.
Sudjono menuturkan bahwa piutang pembiayaan bersih terkumpul Rp21,4 triliun atau meningkat 45,0 persen dibandingkan periode kuartal I/2022.
Baca Juga
“BFI Finance optimis dapat melanjutkan tren ini dengan tetap menjaga kualitas aset yang baik dan pencadangan yang memadai, sambil melanjutkan proses transformasi bisnis dan mitigasi risiko melalui tata kelola yang baik,” tuturnya.
Emiten bersandi saham BFIN itu juga mencatatkan peningkatan pada total aset sebesar 46,5 persen yoy menjadi Rp24,0 triliun. Kenaikan ini didukung oleh realisasi pembiayaan baru di kuartal I/2023 yang naik 53,9 persen yoy atau senilai Rp6,3 triliun, serupa dengan nilai pembiayaan baru sepanjang kuartal IV/2022.
“Sebagian besar portofolio pembiayaan berdasarkan jenis asetnya masih berasal dari pembiayaan kendaraan roda empat, yakni mengambil porsi hingga 67,5 persen dengan nilai piutang yang dikelola sebesar Rp15,2 triliun dari total Rp22,5 triliun,” ujarnya.
Adapun, komposisi piutang yang dikelola terbesar lainnya selain pembiayaan kendaraan roda empat adalah pembiayaan alat berat dan mesin 12,8 persen, pembiayaan kendaraan roda dua 12,5 persen. Sedangkan sisanya merupakan pembiayaan properti, pembiayaan berbasis syariah, serta pembiayaan dari anak usaha yang berkontribusi sebesar 7,2 persen terhadap piutang yang dikelola BFI Finance.