Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) telah mencatatkan penyusutan rugi bersih konsolidasi 83,79 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp213,31 miliar pada kuartal I/2023 seiring dengan perbaikan kualitas aset.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank KB Bukopin berhasil mencatatkan pendapatan bunga Rp1,25 triliun, naik 23,76 persen yoy. Namun, beban bunga juga membengkak 50,31 persen yoy menjadi Rp1,04 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) emiten bank berkode BBKP itu turun 33,73 persen yoy menjadi Rp213,76 miliar.
Sementara itu, menyusutnya rugi bersih bank besutan korporasi asal Korea Selatan Kookmin Bank ini didorong oleh berkurangnya kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) hampir dua kali lipat atau 94,63 persen menjadi hanya Rp85,48 miliar pada kuartal I/2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,59 triliun.
Rasio profitabilitas perseroan pun membaik. Imbal aset (return on asset/ROA) membaik dari minus 8,74 persen menjadi minus 1,39 persen. Imbal ekuitas (return on equity/ROE) juga membaik dari minus 64,82 persen menjadi 24,92 persen.
BBKP juga mencatatkan perbaikan rasio efisiensi. Tercatat, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menyusut dari 259,57 persen menjadi 122,85 persen. Semakin menyusutnya BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Sementara itu, perbaikan pada profitabilitas perseroan terjadi di tengah upaya perbaikan kualitas aset. Bank mencatatkan penyusutan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross 478 basis poin (bps) menjadi 6,98 persen pada kuartal I/2023. Lalu, NPL net bank terjaga di level 4,95 persen.
Baca Juga
Tingkat loan at risk atau LAR juga turun menjadi 50,3 persen di kuartal I/2023, dari sebelumnya 64,4 persen pada kuartal I/2022.
Deputi President Director Bank KB Bukopin Robby Mondong mengatakan realisasi upaya turnaround atau membalikkan bisnis menjadi lebih baik bersama KB Financial Group-Korea selaku induk, utamanya dilakukan melalui penyelesaian atas kredit kualitas rendah.
Upaya itu menurutnya telah menunjukkan hasil, yakni menyusutnya rasio kredit bermasalah. "Perbaikan kualitas aset ini berhasil diraih melalui metode organik seperti penagihan intensif, cessie, maupun upaya non-organik melalui penjualan portfolio dan hapus buku,” ujarnya dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.
Meski begitu, bank mencatatkan penyusutan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah 11,57 persen yoy menjadi Rp50,48 triliun pada kuartal I/2023. Sedangkan, BBKP mencatatkan peningkatan nilai aset secara konsolidasi 6,7 persen yoy menjadi Rp86,46 triliun.
Dari sisi pendanaan, bank telah meraup dana pihak ketiga (DPK) secara konsolidasi Rp51,6 triliun, naik 5,11 persen yoy pada kuartal I/2023. Namun, dana murah atau current account savings account (CASA) perseroan susut 12,99 persen yoy menjadi Rp10,18 triliun.