Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana 2023, Bank KB Bukopin (BBKP) Fokus Segmen Nasabah Korea

Pada 2023, Bank Bukopin akan fokus salurkan kredit pada nasabah Korean Link.
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP), Jakarta, Selasa (28/6/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawati melayani nasabah di kantor cabang PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP), Jakarta, Selasa (28/6/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Memasuki tahun 2023, rencana bisnis PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) akan fokus mengucurkan pinjaman kepada beberapa segmen utama, di antaranya para nasabah Korean Link.

Adapun Korean Link adalah program ekosistem korporasi yang dirancang untuk membantu perusahaan-perusahaan Korea yang beroperasi di Indonesia mengembangkan bisnis mereka.

Usai menggelar paparan publik (public expose) tahunan pada Rabu (28/12/2022), manajemen BBKP menjelaskan setidaknya terdapat tiga segmen yang akan menjadi fokus utama perseroan pada tahun ini.

"Pada tahun 2023 pinjaman akan difokuskan pada beberapa segmen utama yakni, nasabah korean link, nasabah SME yang merupakan supply chain Korean link serta segmen retail yang mencakup kredit pensiun, mortgage, dan lain-lain," jelas manajemen BBKP dalam keterangan tertulisnya dikutip Rabu (3/1/2023).

Selaras dengan hal tersebut, sebelumnya Deputy President Director KB Bukopin Robby Mondong menuturkan bahwa segmen SME dan wholesale juga akan difokuskan pada Korean Link dan supply chain.

"Hal ini telah berjalan salah satunya untuk nasabah otomotif yang saat ini naik daun dengan produksi kendaraan elektroniknya. KB Bukopin juga menyediakan fasilitas kredit supply chain untuk dealernya," tulis manajemen.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah menilai BBKP memang perlu menyalurkan kredit yang berkualitas untuk memacu portofolio perseroan.

"Untuk penyaluran kredit berkualitas ini bukopin bisa memanfaatka ekosistem atau jaringan nasabah korea mereka yg saya kira di indonesia cukup besar dan prospektif," pungkasnya kepada Bisnis, Rabu (3/1/2022).

Piter menambahkan, penyaluran kredit secara agresif bisa menjadi salah satu cara yang dapat diambil oleh perseroan. Namun, penyaluran kredit perlu benar-benar terseleksi baik. Sehingga peningkatan kredit ke depannya tidak diikuti dengan peningkatan (non-performing loan/NPL).

Kendati demikian, Piter juga mengingatkan bahwa perbaikan portfolio yang dilakukan oleh BBKP perlu diawali dengan mengurangi rasio kredit bermasalah NPL.

Bila dilihat pada sisi pengelolaan risiko kredit, BBKP juga menjelaskan akan memperkuat penilaian risiko dalam melakukan evaluasi debitur. Emiten bersandi saham BBKP ini juga dilaporkan akan berupaya menekan kredit bermasalah perseroan.

“Kami berencana membersihkan sekitar Rp10 triliun [kredit macet], bisa melalui bulk sales atau penerbitan obligasi syariah atau sukuk,” ujar Robby dalam paparan publik, Rabu (28/12/2022).

Terpisah, hingga September 2022, BBKP mencatatkan NPL gross sebesar 8,63 persen dan secara net 4,89 persen. Sedangkan, risiko atas kredit yang disalurkan (LAR) berada di level 52,8 persen. 

Sebelumnya, BBKP juga sempat menjalin kerja sama dengan Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk menangani kredit bermasalah BBKP senilai Rp1,3 triliun pada September 2022 lalu melalui skema pertukaran aset atau asset swap.

"Kerja sama [antara PPA dan KB Bukopin] ini merupakan komitmen kami dalam mengoptimalisasikan kepemilikan saham minoritas pada KB Bukopin sebagaimana yang diamanatkan oleh Kementerian BUMN kepada PPA," jelas Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi dalam keterangan yang dibagikannya beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alifian Asmaaysi
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper