Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faktor Penentu Nasib Pembiayaan Alat Berat, dari Kondisi Ekonomi hingga Harga Komoditas

Adira Finance berbicara mengenai prospek pembiayaan alat berat tahun ini, yang dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya kondisi ekonomi dan harga komoditas.
Alat berat dari UNTR beroperasi disaah satu tambang milik perusahaan./foto-UNTR
Alat berat dari UNTR beroperasi disaah satu tambang milik perusahaan./foto-UNTR

Bisnis.com, JAKARTA— PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) menyebutkan prospek pertumbuhan pembiayaan segmen alat berat sangat bergantung pada kondisi pertumbuhan ekonomi, rencana pembangunan power plant, dan harga komoditas. 

Perusahaan menilai bahwa saat ini perekonomian domestik masih menunjukkan tren pertumbuhan yang cukup baik, dengan harga komoditas yang diperkirakan masih relatif cukup tinggi pada 2023. 

“Hal tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pembiayaan segmen alat berat,” kata Direktur Strategi Aliansi Bisnis Adira Finance, Jin Yoshida kepada Bisnis, Minggu (14/5/2023). 

Sebagai pemain baru, Jin menambahkan Adira Finance terus meningkatkan pembiayaan pada segmen tersebut dan terus bertumbuh. Adira Finance menyediakan produk pembiayaan baru yaitu segmen alat berat pada 2022. 

Adapun beberapa sektor incaran untuk penyaluran alat berat antara lain plantation, forestry, mining, serta trucking. Jin pun menyebutkan selain faktor meningkatnya permintaan komoditas nikel, adanya rencana proyek penghiliran mineral yang akan dijalankan oleh Pemerintah juga dapat memberikan dampak positif yang diharapkan dapat mendorong meningkatnya permintaan pada alat berat. 

Serta menjadi peluang bagi perusahaan pembiayaan dalam meningkatkan pembiayaanya di segmen tersebut. Meskipun ada isu green energy, permintaan alat berat masih tumbuh lantaran saat ini komoditas batubara masih mendominasi kebutuhan energi di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. 

“Namun demikian, adanya transisi energy bersih [green energy] dapat memberikan alternatif terhadap sumber energi. Perlu diperhatikan, permintaan alat berat bergantung dalam beberapa kombinasi faktor  antara lain kondisi pertumbuhan ekonomi, dan permintaan komoditas seperti batubara, nikel, dan lainnya,” kata Jin. 

Terakhir untuk meningkatkan pembiayaan alat berat, Jin mengatakan pihaknya akan melakukan perluasan dari sisi line up pembiayaan produk heavy equipment (HE) serta menambah manpower dari sisi marketing agar bisa lebih menjangkau konsumen secara nasional.

Pada Kuartal I 2023, Adira Finance mampu menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp10,6 triliun atau naik 48 persen dibandingkan periode sebelumnya. Pembiayaan baru mayoritas adalah mobil dan sepeda motor dengan permintaan masing-masing Rp4,7 triliun dan Rp3,9 triliun. 

Sementara itu, pembiayaan non-otomotif terutama pembiayaan kredit multiguna sebesar Rp2 triliun. Adira Finance membukukan pendapatan Rp2,2 triliun dengan aset yang dikelola termasuk pembiayaan bersama dengan Bank Danamon mencapai Rp48,3 triliun. 

“Secara keseluruhan kami mencatatkan laba bersih Rp417 miliar di kuartal pertama tahun 2023. Sementara itu kualitas aset, NPF [non-performing financing] kami 1,5 persen dari pembiayaan yang dikelola,” kata Direktur Utama Adira Finance Dewa Made Susila.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper