Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kronologi BSI Diserang Ransomware oleh Hacker Lockbit 3.0, Diduga Beraksi Sejak Libur Lebaran 2023

Berikut adalah kronologi BSI diserang Ransomware oleh Lockbit 3.0, kabarnya dilakukan sejak libur lebaran 2023.
Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, SOLO - Berikut ini adalah prediksi kronologi bagaimana Ransomware oleh LockBit 3.0 menyerang sistem keamanan BSI.

Bank Syariah Indonesia mendadak viral dan jadi perbincangan setelah sejumlah nasabah mengeluhkan kehilangan dana.

Selain itu, beberapa pakar juga menduga jika sistem keamanan BSI diretas dan diserang oleh kelompok hacker LockBit 3.0 yang biasanya beroperasi di Eropa Timur.

Bukan gertakan, setidaknya LockBit dikabarkan sudah berhasil mencuri 1,5 TB data nasabah BSI dan menimbulkan kehebohan di kalangan masyarakat.

Bagaimana tidak, serangan sistem keamanan yang dilakukan ini membuat sejumlah data dan password nasabah BSI bocor.

Pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya menjelaskan tentang prediksi kronologi peretasan yang dilakukan kelompok hacker LockBit 3.0 pada sistem keamanan BSI.

Menurut Alfons, ada kemungkinan peretasan sudah dilakukan sejak lama, tepatnya saat libur lebaran.

Alfons memperkirakan jika peretasan mungkin dilakukan sebelum tanggal 8 Mei 2023 karena pada tanggal tersebut, data nasabah BSI sudah berhasil dicopy oleh hacker dan dienkripsi.

Di dunia hacker, proses pencurian data yang mencapai 1,5 TB membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Jika pencurian data dilakukan non stop 24 jam saja dengan kecepatan 25 Mbps maka membutuhkan waktu 6 hari.

Akan tetapi jika hacker bertindak hati-hati untuk menghindari kecurigaan pihak terkait, maka waktu yang dibutuhkan jauh lebih lama yakni setidaknya 12 hari.

"Jadi aksi peretasan  diperkirakan terjadi sejak libur Lebaran. Akibat kebocoran data, nasabah dengan saldo yang tidak wajar akan terekspos dan menjadi perhatian publik, kantor pajak dan pihak berwenang," jelasnya.

Untuk mengantisipasinya, Alfons menyarankan agar nasabah BSI lekas mengganti semua kredensial m-Banking, internet banking dan pin ATM yang mereka miliki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper