Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Saham BRI (BBRI) All Time High, Bandingkan Kinerja Aset dan Laba 5 Tahun Terakhir

Dengan ditopang bisnis dari sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), harga saham BBRI tercatat mengalami pertumbuhan yang konsisten.
Gedung BRI/Istimewa
Gedung BRI/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. (BBRI) menyentuh rekor tertinggi baru pada perdagangan Senin (22/5/2023). 

Saham dengan ticker BBRI itu menutup perdagangan akhir pekan dengan level Rp5.425 per lembar atau naik 0,46 persen secara harian. 

Level baru harga saham BRI ini setara dengan kenaikan 9,81 persen dari level Rp4.940 pada akhir 2022 (year-to-date) atau melonjak 25,29 persen jika dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year).

Sementara saat puncak pandemi di Indonesia, pada 19 Mei 2020, harga saham BRI berada pada level Rp2.370 per lembar. 

Lalu bagaimanakah kinerja BRI dari sisi laba dan aset yang menjadi penopang harga saham? 

Direktur Utama BRI Sunarso menyebut besarnya modal perusahaan setelah right issue yang tercermin dalam capital adequacy ratio (CAR) hingga 25,1 persen menjadi penyebab penurunan rasio laba. Modal jumbo itu juga telah menekan return on equity (ROE) yang mengurangi minat investor yang sempat membuat harga saham perusahaan berada di bawah Rp5.000. Peningkatan kinerja yang kemudian mendorong peningkatan kepercayaan investor 

Aset BRI sendiri secara konsolidasi telah mencapai Rp1.822,97 triliun per Maret 2023. Capaian ini naik 10,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp1.650,27 triliun  

Sementara itu, pada 2020 aset BRI mencapai Rp1.511,81 triliun. Pada 2019 mencapai Rp1.417 triliun. Sedangkan 2018 aset BRI Rp1.297 triliun, dan tahun 2017 asetnya Rp1.127 triliun.  

Dalam diskusi bersama BRI Danareksa Sekuritas, Sunarso menyebut BRI memiliki empat strategi untuk memacu bisnis. Langkah itu meliputi sumber pertumbuhan baru, yakni pelaku usaha mikro, kekuatan modal (CAR), likuiditas, dan pertumbuhan yang berkualitas. 

Dari sisi bottom line, Sunarso memproyeksikan laba kasar perseroan hingga akhir 2023 akan tembus Rp57 triliun. 

Dia optimistis pihaknya dapat terus menjaga pertumbuhan sisi bottom line perseroan seiring dengan kinerja apik BBRI hingga kuartal I/2023 tercatat membukukan laba bersih mencapai Rp15,6 triliun. 

"Sekali lagi laba itu akan digunakan untuk apa? Laba pasti digunakan untuk meningkatkan value daripada investor, itu yang pertama. Kedua, yang paling penting adalah laba untuk memperkuat permodalan yang dibutuhkan untuk meng-cover di balik agresivitas pertumbuhan," jelasnya.

BRI sendiri dengan keunggulan sektor UMKM mencatatkan laba yang kuat. Pada 2022 lalu, perusahaan membukukan laba final Rp51,4 triliun atau melonjak 67,15 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Pada 2021, laba perseroan mencapai Rp30,75 triliun, selanjutnya 2020 sebesar Rp18,66 triliun. 

Sedangkan pada 2019 laba BBRI menjadi Rp34,41 triliun, selanjutnya pada 2018 sebesar Rp32,41 triliun. Pada 2017 mencatatkan laba Rp29,04 triliun. 


Rangkaian Aksi Stock Split Saham BRI, Tanam 1 Lot Cuan 483 Persen

Harga saham BRI yang berada pada level tertinggi baru ini sendiri setelah serangkaian stock split

Pada 9 November 2017, harga saham BRI sebelum stock split adalah Rp16.450. Pemegang saham kemudian memecah saham  BRI dengan rasio 1:5. Dampaknya, harga saham BBRI diperdagangkan menjadi Rp3.280 per lembar. Sedangkan nominal saham dari semula Rp250 per saham menjadi Rp50. Untuk saham beredar naik dari 24,66 juta lembar menjadi 123,34 miliar lembar.

Sebelumnya pada 2011, BBRI juga telah melaksanakan stock split dengan rasio 1:2. Kala itu, harga saham BBRI yang dipecah adalah Rp9.300. Harga saham diperdagangkan setelah  pemecahan adalah Rp 4.800.

Artinya dengan mengacu nilai sebelum stock split pada 2011, investor yang memiliki 100 lembar (1 lot) saat itu senilai Rp930.000, jumlah sahamnya saat ini berkembang menjadi menjadi 1.000  lembar saham senilai Rp5,42 juta atau menikmati capital gain 483,33 persen.

Kenaikan investasi ini masih ditambah dengan pembagian dividen yang rutin dilakukan perusahaan setiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper