Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Nationalnobu Tbk. (Nobu) milik taipan James Riady dengan PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo sama-sama akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pada bulan depan. Pertanda kedua bank memang merealisasikan rencana merger?
Berdasarkan keterbukaan informasi, baik Bank Nobu dan Bank MNC sama-sama telah mengumumkan akan menggelar RUPS tahunan (RUPST) serta RUPS luar biasa (RUPSLB) pada 15 Juni 2023. Akan ada sejumlah mata acara dalam RUPST dan RUPSLB kedua bank.
Dalam RUPST, Bank Nobu diantaranya akan menetapkan penggunaan laba rugi perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022. Bank Nobu juga akan mengagendakan perubahan dan/atau penegasan susunan anggota Dewan Komisaris serta Direksi.
Sementara dalam RUPSLB, Bank Nobu mengagendakan perubahan tempat kedudukan perseroan dan penegasan kembali seluruh anggaran dasar serta susunan pemegang saham perseroan.
Baca Juga
"Agenda bersifat informasi bagi pemegang saham terkait penegasan seluruh anggaran dasar dan susunan pemegang saham perseroan," kata Manajemen Bank Nobu dalam keterbukaan informasi dikutip Minggu (28/5/2023).
Kemudian dalam RUPST Bank MNC, agenda yang diajukan diantaranya persetujuan atas penggunaan keuntungan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022 dan persetujuan perubahan susunan pengurus perseroan.
Dalam RUPSLB, Bank MNC mengagendakan adanya penegasan kembali pemberian wewenang dan kuasa kepada direksi perseroan dengan persetujuan dewan komisaris tentang pelaksanaan waran Seri IV. Lalu, ada agenda perubahan anggaran dasar perseroan.
Sejalan dengan rencana RUPST dan RUPSLB, kedua bank disebutkan dalam proses merger. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menjelaskan proses merger bank milik James Riady dan Hary Tanoe tersebut masih berlangsung.
"Sejauh ini on the ride track, bahkan mereka sudah membentuk tim merger, konsultan keuangan dan konsultan hukum juga demikian. Sepertinya target bulan Agustus akan tercapai," jelasnya dalam agenda Rapat Dewan Komisioner [RDK] beberapa waktu lalu.
Corporate Secretary NOBU Mario Satrio sempat menjelaskan pihaknya akan menyampaikan susunan jadwal rencana aksi korporasi merger sesuai timeline yang telah ditetapkan. "Perseroan akan menyampaikan informasi terkait corporate action tersebut sesuai timeline-nya," jelasnya dalam keterangan tertulis.
Corporate Secretary Group Head Bank MNC Heru Sulistiadhi juga turut membagikan pernyataan serupa. Hanya saja, Bank MNC menolak untuk memberikan jawaban lebih lanjut. "Terkait dengan merger, pihak yang paling berkompeten untuk menjelaskan adalah OJK," jelasnya.
Apabila merger tercapai, maka struktur pemegang saham kedua bank akan berubah. Bank Nobu saat ini dikendalikan oleh James Riady melalui PT Putera Mulia Indonesia, yang memiliki porsi kepemilikan sebesar 21,92 persen.
Sementara itu, Bank MNC dikendalikan Harry Tanoe melalui PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) dengan porsi kepemilikan 52,37 persen.