Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Krisis Cip, BCA (BBCA) Pastikan Kartu Debit Aman dan Terjangkau

PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memastikan ketersediaan kartu tetap memadai dan biaya administrasi terjangkau, di tengah isu krisis cip yang terjadi sejak 2021
Ilustrasi kartu ATM BCA Prioritas/CekPremi
Ilustrasi kartu ATM BCA Prioritas/CekPremi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memastikan ketersediaan kartu tetap memadai dan biaya administrasi terjangkau di tengah isu krisis cip yang membayang-bayangi industri perbankan. 

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan kelangkaan cip menjadi salah satu kendala yang memengaruhi rantai pasok di berbagai sektor industri, termasuk perbankan.

Dari sisi pasokan kartu debit, perbankan cukup terdampak mengingat setiap kartu yang beredar saat ini tertanam cip di dalamnya. Meski demikian, BCA memastikan bahwa perseroan telah mengantisipasi dan menjaga ketersediaan kartu. 

"BCA berkomitmen untuk memberikan pelayanan prima kepada nasabah, termasuk menjaga ketersediaan kartu untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah," katanya kepada Bisnis pada Senin (29/5/2023). 

Ia juga mengatakan BCA senantiasa menerapkan biaya administrasi yang terjangkau oleh segenap nasabah untuk layanan kartu debitnya.

Untuk kartu Paspor BCA Mastercard, perseroan menerapkan biaya administrasi bulanan berkisar Rp15.000 hingga Rp20.000 tergantung jenis kartu.

Sementara itu, untuk kartu Paspor BCA GPN, biaya administrasi per bulannya berkisar Rp14.000 hingga Rp19.000 tergantung jenisnya.

Hera juga mengatakan BCA terus berupaya mengelola biaya operasional secara efektif dan efisien di tengah kendala krisis cip itu.

"Pengelolaan operasional yang efisien salah satunya dilakukan melalui optimalisasi layanan transaksi perbankan digital dan transaksi nontunai, serta penerapan digitalisasi pada proses bisnis internal," ujar Hera.

BCA mencatat pada kuartal I/2023 sebesar 91 persen volume transaksi dilakukan melalui mobile dan internet, sebesar 8,7 persen melalui ATM dan hanya 0,3 persen transaksi dilakukan melalui cabang. 

Jumlah transaksi tanpa kartu atau cardless di ATM juga bertumbuh 65 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kemudian transaksi QRIS tumbuh 351 persen yoy.

Sekadar informasi, krisis cip yang telah terjadi sejak 2021 berdampak pada sejumlah industri, termasuk perbankan. Analis Forrester Glenn O'Donnell memperkirakan krisis cip masih akan terjadi pada tahun ini.

Produsen cip menghadapi masalah pasokan yang kemudian diperburuk oleh perang Ukraina Rusia. "Permintaan tetap tinggi sementara pasokan tetap terbatas," kata O'Donnel dikutip dari CNBC Internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper