Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Raup Laba pada Kuartal I, Sepekan Lalu Rapor Saham Bank Digital Memerah

Sepanjang kuartal I/2023 bank-bank digital mencetak profitabilitas, tetapi kinerja saham mereka melemah dalam sepekan terakhir.
Ilustrasi bank digital. /Freepik
Ilustrasi bank digital. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Tren bank digital mencetak profitabilitas pada kuartal I/2023 tampaknya belum tercermin apik mendorong dinamika kinerja harga saham. Dalam sepekan, harga saham sejumlah bank digital seperti PT Bank Jago Tbk. (ARTO) hingga PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) kompak masih parkir di zona merah.

Mengutip data RTI Business, harga saham ARTO pada perdagangan terakhir pekan lalu, Rabu (31/5/2023) tutup melemah 1,65 persen ke level Rp2.380 per saham. Laju pelemahan tersebut juga terjadi pada harga saham AGRO yang melemah 1,68 persen ke level Rp352.

Pada saat yang sama, kinerja harga saham PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) juga terkoreksi 6,64 persen ke level Rp450 per saham, PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) melemah 1,92 persen ke level Rp1.020 per saham, dan PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) melemah 3,23 persen ke level Rp300 per saham.

Menariknya, hingga kuartal I/2023 sejumlah bank digital terpantau berhasil mencetak profitabilitas. Bank Raya misalnya membukukan laba bersih sebesar Rp4,37 miliar, Bank Jago sebesar Rp17,5 miliar, dan Allo Bank sebesar Rp90,49 miliar. 

Kemudian, bank digital yang meraup laba cukup meyakinkan lainnya adalah Bank Amar dengan torehan laba bersih mencapai Rp34,43 miliar pada kuartal I/2023 berbalik dari posisi rugi Rp8,79 miliar pada kuartal I/2022. 

Seiring dengan hal tersebut, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan meskipun mencatatkan perbaikan kinerja keuangan, tetapi secara valuasi prospek emiten bank digital rata-rata masih kurang menarik.

"Kalau kita lihat, emiten tersebut juga berada dalam downtrend sejak awal tahun lalu. Jadi, momentumnya juga negatif," katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.

Dia juga menuturkan investor yang memegang saham bank digital itu dari dulu lebih cenderung memilih untuk menjual karena belum tentu kapan tren emiten tersebut akan mengalami pembalikan arah. "Jadi secara teknikal juga emiten tersebut juga kurang menarik," ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan, prospek emiten bank digital juga terpengaruh sentimen sektor teknologi seluruhnya. Dikarenakan sentimen sektor teknologi kurang positif, maka prospek emiten bank digital itu pun kurang kondusif tahun ini.

Secara lebih rinci, berikut rangkuman kinerja harga saham bank digital seperti ARTO, BBHI, BBYB, AGRO, hingga AMAR dalam sepekan:

1. Bank Jago (ARTO) 

Dalam sepekan, harga saham Bank Jago terpantau masih mengalami koreksi sebesar 6,67 persen. Sementara berdasarkan pergerakannya, dinamika harga saham ARTO sempat menyentuh level terendah yakni Rp2.240 dan tertinggi Rp2.590 per saham. 

Adapun, pada periode perdagangan pekan lalu (29 Mei 2023 - 2 Juni 2023), ARTO terpantau hanya parkir di zona hijau pada Selasa (30/5/2023) setelah menguat 5,22 persen menyentuh level Rp2.420.

Sementara sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd) kinerja harga saham ARTO juga terpantau masih mengalami pelemahan mencapai 36,02 persen.

Dari sisi investor chart, saham ARTO dalam sepekan terpantau dominan dibungkus oleh investor domestik dengan nilai transaksi pembelian saham mencapai Rp158,3 miliar sedangkan investor asing dalam sepekan memborong Rp40,4 miliar.

2. Bank Raya (AGRO)

Selama sepekan harga saham Bank Raya terpantau melemah sebesar 3,30 persen dengan fluktuasi harga terendah pada level Rp352 dan tertinggi Rp368 per saham.

Pada periode pekan lalu, saham AGRO terpantau belum sempat parkir di zona hijau. Adapun, secara ytd kinerja harga saham bank digital milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) ini masih terkoreksi 12,87 persen.

Sementara itu, nilai transaksi pembelian saham AGRO dalam sepekan oleh investor domestik tercatat sebesar Rp8,6 miliar dan investor asing Rp1,1 miliar.

3. Allo Bank (BBHI)

Dalam sepekan, harga saham bank milik Chairul Tanjung ini juga turut menunjukkan tren penurunan. Meskipun demikian, BBHI terpantau menjadi yang paling tipis mencatatkan koreksi sebesar 1,45 persen. 

Secara lebih rinci, BBHI sempat parkir menguat ke level Rp1.010 menguat 1 persen pada awal perdagangan pekan ini, Senin (29/5/2023). Kemudian, tren penguatan berlanjut hingga penutupan Selasa (30/5/2023) ke level Rp1.040.

Sementara itu, saham BBHI dalam sepekan jumlah nilai transaksi pembelian saham BBHI oleh investor domestik mencapai Rp3,4 miliar sedangkan investor asing Rp106 juta.  

4. Bank Neo (BBYB)

Dalam sepekan, kinerja harga saham Bank Neo terpantau memimpin pelemahan mencapai 17,43 persen dengan kinerja harga saham terendah sempet menyentuh Rp450 dan harga tertinggi Rp545 per saham. 

Sementara secara year-to-date (ytd) saham BBYB terpantau masih mengalami koreksi mencapai 30,23 persen.

Kendati demikian, saham BBYB tetap laris ditransaksikan mencapai Rp45,1 miliar oleh investor domestik dalam sepekan.

5. Bank Amar (AMAR)

Tak jauh berbeda, harga saham Bank Amar dalam sepekan juga mengalami koreksi mencapai 6,25 persen. Adapun, fluktuasi harga saham terendah berada di level Rp296 dan tertinggi Rp320 per saham.

Lebih lanjut, secara year-to-date (ytd) saham bank yang dikendalikan oleh Tolaram Group Inc. ini menjadi satu-satunya yang mengalami penghijauan mencapai 29,31 persen.

Sementara itu, sepanjang pekan lalu saham Bank Amar senilai Rp5,1 miliar dibungkus oleh investor domestik dan Rp1,4 miliar oleh investor asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper