Bisnis.com, JAKARTA - Loyalitas investor Korea Selatan (Korsel) berinvestasi di bank RI masih menunjukkan tren positif. Sepanjang tahun ini, setidaknya terdapat dua bank di bawah konglomerasi Korsel yang akan mendapat injeksi dana.
Terbaru, PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) melaporkan bahwa pemegang saham pengendali yakni Industrial Bank of Korea (IBK) berencana kembali melakukan injeksi dana Rp1 triliun pada tahun ini.
Direktur Utama Bank IBK Indonesia Chae Jae Young menuturkan bahwa suntikan dana tersebut sebagai bentuk loyalitas pemegang saham dalam mendukung ekspansi bisnis perseroan.
"Hingga saat ini, Bank IBK Korea sudah 4 kali melakukan injeksi dana dengan total mencapai Rp3 triliun, dan tahun ini ada rencana untuk kembali melakukan penambahan di angka Rp1 triliun," jelasnya saat ditanya Bisnis, dikutip Kamis (8/8/2023).
Seiring dengan rencana tersebut, Bank IBK Indonesia memang diketahui akan melaksanakan aksi korporasi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD V) kepada para pemegang saham dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 13,18 miliar (13.814.688.390) helai saham baru.
Mengacu pada prospektus yang dibagikan, rangkaian rights issue tersebut akan dimulai oleh efektifitas pernyataan pendaftaran yang berlangsung pada 26 Juni 2023. Sementara, periode perdagangan HMETD akan berlangsung pada 11 Juli 2023 mendatang.
Adapun, seluruh saham baru yang akan diterbitkan tersebut ditawarkan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp100 per helai. Sehingga, jumlah dana yang diperoleh dari PMHMETD V dalam rangka penerbitan HMETD seluruhnya berjumlah sebanyak-banyaknya Rp1,38 triliun.
Lebih lanjut, Industrial Bank of Korea (IBK), selaku pemegang saham utama perseroan yang memiliki 25,22 miliar (25.227.362.385) helai saham berhak untuk memperoleh 12.61 miliar (12.613.681.192) saham baru.
Baca Juga : Mengintip Kinerja Bank Besutan Investor Korea (BBKP, AGRS, Hingga SDRA) Pada Kuartal I/2023 |
---|
Hanya saja, berdasarkan surat pernyataan tertanggal 2 Maret 2023, IBK menyatakan hanya akan melaksanakan sebagian haknya atau sebanyak-banyaknya yakni 10 miliar helai saham. Dengan demikian, kepemilikan saham IBK menjadi sebanyak-banyaknya 84,96 persen.
Selanjutnya, IBK akan mengalihkan sebagian haknya kepada PT Bumi Indawa Niaga (BIN) sebanyak-banyaknya yakni 45 juta helai saham dengan dilengkapi bukti kecukupan dana dari BIN berupa account statement Bank Maybank tanggal 6 Maret 2023.
Sementara itu, PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) juga baru-baru ini mendapatkan suntikan modal jumbo dari pemegang saham pengendali yakni KB Kookmin Bank Ltd. melalui aksi Penawaran Umum Terbatas (PUT VII).
Sebagai pemegang saham pengendali perseroan, KB Kookmin Bank dilaporkan menyerap hampir 67 persen saham baru yang dikeluarkan oleh BBKP atau sekitar 80,2 miliar saham dengan total nilai transaksi Rp8,02 triliun.
Nasabah bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri milik PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) di Jakarta, Selasa (28/6/2022). Bisnis/Abdurachman
Manajemen BBKP menjelaskan bahwa sebelum PUT VII dilaksanakan, sejak 2018 KBFG sendiri melalui KB Kookmin Bank telah menginvestasikan sekitar Rp10 triliun ke Bank KB Bukopin.
Dengan demikian, hingga peIaksanaan PUT VII rampung digelar, KB Kookmin Bank diperkirakan telah memberikan injeksi modal ke BBKP mencapai Rp18,02 triliun.
"Dengan dukungan luar biasa dari KBFG melalui KB Kookmin Bank ini, kami sangat percaya diri akan bisa mengantarkan KB Bukopin untuk menjadi bank yang di cintai oleh nasabah di Indonesia,” jelas President Director BBKP Woo Yeul Lee.
Pada kesempatan berbeda, CGSO Senior Managing Director KB Financial Group, Cho Nam Hoon menjelaskan bahwa selain KB Kookmin Bank terdapat empat anak perusahaan KBFG lainnya yang telah melaksanakan hak memesan efek terlebih dahulu dalam PUT VII BBKP.
Ke-empatnya yakni , PT KB Finansia Multi Finance menyerap 540 juta saham, PT KB Valbury Sekuritas (KB Valbury) dengan total 360 juta saham, PT Kookmin Best Insurace (KB Insurance) 180 juta saham, dan PT Sunindo Kookmin Best Finance (Sunindo KB) dengan total 120 juta saham baru.
Suntikan Tebal Dorong Perbaikan Fundamental
Seiring dengan loyalitas pemegang saham pengendali memberikan suntikan modal, kedua bank yang berada di bawah konglomerasi Korsel tersebut perlahan-lahan mulai menunjukkan perbaikan fundamental.
Dari sisi aset, Bank IBK Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan. Hingga kuartal I/2023, aset Bank IBK tercatat sebesar Rp19,18 triliun. Angka tersebut bahkan tumbuh 31 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari posisi pada kuartal I/2022 Rp14,69 triliun.
Pertumbuhan aset tersebut juga diikuti oleh kualitas aset yang terjaga. Hal itu tercermin dari rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara gross berhasil ditekan 35 basis poin (bps) turun ke level 1,81 persen. Sementara NPL net juga turun 39 bps ke level 1,19 persen.
Baca Juga : KB Financial Umumkan Entitas Bisnis yang Menyerap Rights Issue KB Bukopin (BBKP), Tidak Ada STIC Eugene |
---|
Sementara itu, dilihat dari rasio profitabilitas, nilai imbal balik aset (return on asset/ROA) bank juga terpantau menunjukkan pertumbuhan. Hingga Maret 2023, ROA tercatat sebesar 1,17 persen naik 30 bps. Sedangkan imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) juga tumbuh 101 bps menjadi 5,35 persen.
Selanjutnya, Bank KB Bukopin hingga Maret 2023 juga terpantau berhasil mencatatkan penyusutan rugi bersih konsolidasi 83,79 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp213,31 miliar pada kuartal I/2023 seiring dengan perbaikan kualitas aset.
Sementara itu, menyusutnya rugi bersih bank besutan korporasi asal Korea Selatan Kookmin Bank ini didorong oleh berkurangnya kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) hampir dua kali lipat atau 94,63 persen menjadi hanya Rp85,48 miliar pada kuartal I/2023 dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,59 triliun.
Total aset BBKP juga tumbuh 7 persen secara tahunan menjadi Rp81,33 triliun hingga Maret 2023 dari posisi pada periode yang sama di tahun sebelumnya Rp75,74 triliun.
Rasio profitabilitas perseroan pun membaik. Imbal aset (return on asset/ROA) membaik dari minus 8,74 persen menjadi minus 1,39 persen. Imbal ekuitas (return on equity/ROE) juga membaik dari minus 64,82 persen menjadi 24,92 persen.