Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI jadi Pasar Potensial, Begini Kinerja Standard Chartered pada Awal Tahun

Standard Chartered menjadikan Indonesia sebagai pasar yang potensial dalam mengembangkan bisnis. Lalu bagaimana kinerja bisnisnya di Indonesia?
Nasabah melakukan transaksi di salah satu mesin ATM Standard Chartered Bank./JIBI
Nasabah melakukan transaksi di salah satu mesin ATM Standard Chartered Bank./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Standard Chartered menjadikan Indonesia sebagai pasar yang potensial dalam mengembangkan bisnis. Bank asal Inggris ini pun telah mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangannya di Indonesia pada awal tahun ini.

Chairman Standard Chartered Group Jose Vinals mengatakan Indonesia merupakan negara yang ekonominya diperhitungkan secara global. Indonesia berada pada posisi ketujuh negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Selain itu, Indonesia merupakan negara keempat dengan jumlah penduduk terbanyak. "Maka kami tunjukkan komitmen di Indonesia, karena prospek pasar sangat tinggi," ujarnya dalam Jose dalam Editors Roundtable yang digelar Standard Chartered pada Kamis (15/6/2023).

Bank sendiri telah memperoleh sebagian besar pendapatannya di Asia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, berbagai langkah dilakukan untuk meraup potensi pasar tersebut. 

Apalagi, menurut Jose, Pemerintah Indonesia saat ini sedang gencar membangun industrinya agar bisa terlibat dalam rantai pasok global. 

Seiring dengan itu, Standard Chartered pun telah menunjukkan perkembangannya di pasar Indonesia. Pada kuartal I/2023, kantor cabang Standard Chartered di Indonesia yakni Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) telah meraup laba bersih Rp150,42 miliar.

Capaian laba itu ditopang oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 89,03 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp681,95 miliar.

Sementara, portofolio kredit yang telah disalurkan bank asal Inggris itu di Indonesia mencapai Rp26 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, naik 4,62 persen yoy. Aset juga naik 9,29 persen yoy menjadi Rp79,16 triliun. 

Dari sisi pendanaan, Standard Chartered telah meraup dana pihak ketiga (DPK) di Indonesia sebesar Rp46,17 triliun pada kuartal I/2023 naik 15,91 persen yoy.

Namun, tahun ini Standard Chartered melepas sebagian portofolio bisnisnya di Indonesia. Portofolio bisnis yang dilepas adalah konvensional kartu kredit, kredit perorangan (personal loan), kredit pemilikan rumah (mortgage), dan auto loan. Portofolio itu akan dialihkan kepada PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN).

Cluster Chief Executive Officer Indonesia and Asean Markets Standard Chartered Andrew Chia mengatakan langkah tersebut merupakan bagian dari pembaruan strategi Standard Chartered Group pada 2021.

"Langkah ini memungkinkan kami untuk fokus pada penyediaan produk wealth management dan deposito yang inovatif kepada nasabah priority banking, mempercepat agenda digitalisasi kami untuk melayani nasabah mass retail, dan terus mengembangkan bisnis corporate, commercial, and institutional banking kami di Indonesia," jelasnya dalam keterangan resmi, pada April (17/4/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper