Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Bankir Mandiri, Citibank, Allo, BJBR, Hingga CIMB Jelang Pengumuman BI7DRR Hari Ini (22/6)

Bank Indonesia (BI) telah menahan laju suku bunga acuan sebanyak empat kali secara beruntun pada tahun ini dan tertahan di level 5,75 persen.
Pecahan uang kertas baru Tahun Emisi 2022/Bank Indonesia
Pecahan uang kertas baru Tahun Emisi 2022/Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) telah menahan laju suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebanyak empat kali secara beruntun pada tahun ini dan tertahan di level 5,75 persen. Suku bunga acuan ini pun akan dievaluasi pada hari ini, Kamis (22/6/2023). Lalu bagaimana proyeksi para bankir?

Chief Economist Citibank Indonesia Helmi Arman memproyeksikan tren penurunan suku bunga acuan BI terjadi pada semester II/2023. Tren penurunan suku bunga acuan BI itu akan terjadi secara bertahap sebanyak 3 kali dengan masing-masing penurunan sebesar 25 basis poin (bps). Hingga akhir tahun ini, suku bunga acuan BI kemudian diperkirakan turun menjadi 5 persen. 

Salah satu faktor yang memengaruhi tren penurunan suku bunga acuan BI adalah proyeksi terhentinya tren kenaikan suku bunga acuan dari The Federal Reserve (The Fed) seiring pelambatan inflasi di Amerika Serikat. 

Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri Dian Ayu Yustina juga mengatakan pasar memperkirakan mulai ada penurunan suku bunga acuan The Fed pada akhir 2023. Hal ini kemudian akan mendorong penurunan suku bunga acuan BI.

BI pun akan memutuskan apakah suku bunga acuannya masih tertahan di level 5,75 persen atau mulai melandai dalam rapat dewan gubernur (RDG) hari ini. Sejalan dengan hal tersebut, bankir berharap tren suku bunga acuan BI melandai agar kinerja keuangannya terdongkrak. 

Suku bunga acuan BI itu memang telah mengalami peningkatan sejak pertengahan tahun lalu sebesar 225 basis poin (bps). Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) Indra Utoyo mengatakan tren suku bunga acuan BI yang tinggi telah memengaruhi kinerja bank, terutama dalam mengelola biaya dana (cost of fund/CoF). 

"Kami ikut dari market seperti apa, tetapi kalau dilihat trennya tinggi. Kami berharap tidak terus meningkat karena ekonomi mulai mereda secara pelan-pelan. Ini juga agar CoF murah, dan masyarakat tidak ragu dapatkan financing," katanya setelah acara Open Finance Summit 2023 pada Rabu (21/6/2023) di Jakarta. 

Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) Lani Darmawan mengatakan harapan bank dari suku bunga acuan BI ini akan ada penurunan, terutama menjelang semester II/2023. "Ini agar CoF menjadi lebih affordable dan pertumbuhan kredit bisa lebih baik," ujar Lani.

Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) Yuddy Renaldi juga berharap suku bunga acuan BI mengalami penurunan. Kemudian, ke depan seiring penurunan itu bank-bank akan mulai melakukan penyesuaian.

Dia mengatakan tren kenaikan suku bunga acuan BI pada pertengahan tahun lalu hingga awal tahun telah berdampak pada biaya dana perbankan. "Ke depan, sebagaimana perkiraan para ekonom di mana suku bunga akan melandai, tekanan terhadap cost of fund perbankan pun akan mereda," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper